RiderTua.com – Mauro Grassilli (Direktur Olahraga Ducati) mengungkapkan bahwa kekuatan utama Ducati bukan hanya berasal dari tim pabrikan namun berkat kerjasama erat dengan tim-tim satelit seperti tim VR46, tim Gresini dan tim Pramac sebelumnya. Bukan sekedar tim satelit, mereka merupakan perpanjangan dari pabrikan asal Borgo Panigale tersebut.
“Kami membutuhkan tim-tim satelit kami. Kami mencapai prestasi tertinggi di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir, karena kami memiliki proyek penting dengan tim satelit. Jika kami mengurangi kontak dengan mereka, itu artinya kami harus mengubah pendekatan kami,” jelas Mauro Grassilli.
Mauro Grassilli : Kami Mencapai Prestasi Tertinggi di MotoGP Karena Kami Memiliki Proyek Penting Bersama Tim Satelit

Pada 2022, Pecco Bagnaia sukses memenangkan gelar dunia pertama untuk Ducati setelah ‘puasa’ gelar lebih dari 15 tahun (terakhir pada 2007 berkat Casey Stoner). Setahun berikutnya, rider Italia itu berhasil mempertahankannya. Dan pada 2024, Jorge Martin yang saat itu membalap unuk tim Pramac Ducati sukses menjadi pembalap pertama dalam sejarah MotoGP yang memenangkan Gelar Dunia dari tim satelit.
Marc Marquez berhasil menyabet gelar dunia musim 2025. Baby Alien sudah memenangkan 11 dari 18 Grand Prix sejauh ini, sementara rekan setimnya Pecco Bagnaia dua kali menang yakni di Texas dan Jepang. Johann Zarco menang di GP Prancis untuk tim satelit LCR Honda. Sementara pembalap pabrikan Aprilia Marco Bezzecchi memenangkan GP Inggris di Silverstone. Di sisi lain, tim Gresini Ducati meraih 3 kemenangan dengan Alex Marquez yang menang di balapan kandangnya di Jerez dan Barcelona, sementara Fermin Aldeguer merayakan kemenangan MotoGP pertamanya di Mandalika.

Hasil apik yang dicapai tim Gresini dan VR46 menunjukkan hubungan erat antara Ducati dan tim satelitnya. Musim ini, Fabio Di Giannantonio juga mengendarai GP25 spek terbaru seperti Marc Marquez dan Pecco Bagnaia, tidak selalu tampil solid di setiap sirkuit seperti yang terlihat jelas di Mandalika (finis ke-8 dan 9). Di Indonesia, dengan GP24 Alex Marquez dan khususnya Fermin Aldeguer justru selangkah lebih maju dari tim pabrikan. Sebagai informasi, Marquez hanya finis ke-6 dalam sprint dan crash saat main race hari Minggu, sementara Pecco gagal mencetak poin setelah finis terakhir dalam sprint dan crash di balapan utama.
Mauro Grassilli menambahkan bahwa Ducati dan tim-tim satelitnya saling berbagi data, bekerja dalam arah yang sama, dan berkomunikasi secara intens setiap hari. “Bagi Ducati, situasi saat ini adalah cara yang baik untuk berbagi semua data dan bekerja sama dalam arah yang sama. Tanpa keuntungan ini, akan lebih sulit. Ducati berada di posisi ini karena kami menerapkan kerjasama yang sangat penting dengan tim satelit kami. Mereka adalah bagian dari proyek ini. Hubungan kami, baik teknis maupun personal sangat baik,” ipungkas bos asal Italia itu.
The Grand Prix of Indonesia draws to a close for the Ducati Lenovo Team: Márquez involved in contact with another rider, Bagnaia retires after a crash
📝https://t.co/eFb0rmTzpv#ForzaDucati #DucatiLenovoTeam pic.twitter.com/fi4IcJf1tJ
— Ducati Corse (@ducaticorse) October 5, 2025
Dalam situasi ini, Ducati bahkan menanggung risiko dengan kehilangan tim Pramac yang beralih ke Yamaha setelah musim 2024. Line-up pembalapnya menyusut dari 8 menjadi 6. Hingga 2026, Ducati masih memiliki jumlah pembalap dan tim satelit lebih banyak dari para kompetitornya. Sehingga pabrikan asal Bologna itu tetap memiliki keuntungan dalam mengumpulkan data dan pengembangan.