RiderTua.com – Alex Marquez dan Pecco Bagnaia akan bertarung sengit untuk memperebutkan posisi sebagai runner-up MotoGP musim 2025. Saat ini keduanya dipisahkan 66 poin dalam klasemen. Dengan 5 seri tersisa, masih ada 185 poin (37×5) yang bisa diperebutkan dan ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
“Pecco dan seluruh tim pabrikan Ducati sedang dalam performa yang sangat baik akhir-akhir ini. Kami unggul tipis, tetapi ini pekerjaan yang berat,” ujar Alex.
Alex Marquez : Lawan Terberat Adalah Diri Sendiri!

Kakaknya Marc Marquez berhasil mengamankan gelar dunia MotoGP musim 2025 di Motegi. Menurut Alex Marquez, bagaimana peran Marc dalam 5 seri terakhir? “Marc, itu hal yang berbeda. Dia juga masih punya banyak hal yang bisa diraihnya, salah satunya memecahkan rekor. Dan menurutku dia masih punya peluang untuk memenangkan semua balapan tersisa tahun ini. Tapi saya tidak memikirkan hal itu, saya harus fokus pada diri sendiri dan hanya fokus pada performa kami sendiri,” jawab rider berusia 29 tahun itu.
Rider Gresini Ducati itu melanjutkan. “Ini tentang sikap pantang menyerah dan tetap fokus untuk balapan-balapan terakhir. Kesalahan seperti di Assen dan Brno, tidak boleh terjadi.”

Sebagai informasi, Alex Marquez bertabrakan dengan Pedro Acosta di GP Assen yang membuat tangannya cedera. Kemudian karena melakukan manuver yang berlebihan, dia menjatuhkan Joan Mir dalam balapan utama di Brno. Cedera dan penalti, membuat perolehan poinnya merosot drastis.
Kini kakaknya Marc Marquez berstatus sebagai juara dunia MotoGP 2025. “Saya mampu bertarung untuk memperebutkan gelar dunia dalam waktu yang lama, melawan seorang pembalap yang luar biasa. Kehilangan gelar dari Marc merupakan suatu kehormatan yang lebih besar bagi saya,” ungkap Alex.

Apa strategi Alex Marquez menghadapi balapan akhir pekan? “Baru-baru ini Pecco menunjukkan performa kuatnya di Jepang, dia berada di depan sejak sesi pertama. Jika kita sangat kuat di FP1, maka tidak ada yang bisa menghentikan kita!” jawab rider asal Cervera Spanyol itu.
Alex Marquez melanjutkan, “Jika kita tidak start dengan baik, maka mustahil untuk bisa mengejar. Tidak ada waktu untuk memperbaiki diri. Akhir-akhir ini, kami justru melangkah ke arah yang salah. Masukan saya tentang hal itu juga tidak terlalu tepat, ditambah lagi dengan insiden crash. Hari Sabtu yang buruk. Itu menunjukkan bahwa, lawan terbesar saya adalah diri sendiri. Jadi, kami harus menghadapi balapan berikutnya dengan lebih fokus.”