RiderTua.com – Sebagai senior, Johann Zarco meminta Manu Gonzalez bisa mengambil sisi positif meskipun sebagai juara dunia dia akan tetap di Moto2 tahun depan. Seperti yang diketahui, nama Manu Gonzalez sempat dikaitkan dengan tim Pramac Yamaha untuk menjadi calon rekan setim Toprak Razgatlioglu tahun depan.
Namun sayangnya, tim milik Paolo Campinoti tersebut sudah memiliki kontrak dengan Jack Miller hingga akhir musim 2026, ditambah lagi performa rider asal Australia itu bisa dibilang cukup baik musim ini. Akhirnya pemimpin klasemen Moto2 itu menandatangani kontrak baru dengan tim IntactGP hingga akhir 2026.
Johann Zarco : Manuel Gonzalez Gagal ke MotoGP, Dia Bisa Mengambil Sisi Positifnya dan Terus Mengembangkan Diri di Moto2

Selain itu, yang menjadi penghalang Manu Gonzalez naik ke MotoGP adalah kewarganegaraannya. Seperti yang diketahui, pembalap Spanyol masih mendominasi grid di kelas utama. Sementara Dorna ingin ada variasi pembalap dari negara lain di MotoGP. Spanyol memang tidak kekurangan pembalap yang siap melaju hingga kelas premier, namun hal ini justru mempersulit para pembalap muda untuk meraih kesuksesan besar.
Seperti yang menimpa Sergio Garcia tahun lalu, di mana dia sempat ditawari kesempatan untuk berkompetisi di MotoGP bersama tim Pramac namun sayangnya kesepakatan tidak terwujud. Saat itu banyak yang melaporkan bahwa kewarganegaraannya menjadi penghalang terbesar baginya. Malang baginya, setelah kehilangan kesempatan tersebut performanya langsung merosot drastis dan dia kehilangan tempat di Moto2. Saat ini, Garcia bergabung ke Kejuaraan Dunia Supersport.

Setelah 16 seri, Gonzalez unggul 36 poin atas Diogo Moreira (naik ke MotoGP di tim LCR Honda menggantikan Somkiat Chantra) calon rekan setim Zarco. Jika rider Spanyol berusia 23 tahun itu berhasil memenangkan juara dunia Moto2 musim ini, dia akan menjadi juara dunia Moto2 pertama sejak Zarco yang tidak naik ke kelas premier pada tahun berikutnya.
Zarco meraih juara dunia Moto2 pada 2015 dan kemudian meraih gelar keduanya pada 2016. Dan baru pada 2017 rider asal Cannes Prancis itu naik ke MotoGP bersama tim Tech3 Yamaha. Itulah sebabnya, rider LCR Honda itu bisa memahami kesulitan yang dihadapi Gonzalez untuk menjadi salah satu pembalap Spanyol terbaik di tengah kejenuhan pasar.
Namun Zarco yakin ada manfaatnya ketika menghabiskan 1 tahun lagi di Moto2, berdasarkan pengalamannya sendiri hampir 10 tahun lalu. “Bagi pembalap Spanyol, tidak mudah tampil di Moto2 namun tidak memiliki peluang bagus untuk berlaga di MotoGP, karena ada banyak pembalap Spanyol yang bagus,” ujarnya.

Rider berusia 35 tahun itu menambahkan, “Tetapi jika dia mampu bertarung untuk merebut gelar dunia dan meraihnya tahun ini, lalu mengulanginya tahun depan, mampu mengambil sisi positifnya dan terus mengembangkan diri untuk terus berkembang secara pribadi, maka dia bisa menjadi sangat kuat.”
“Itulah yang saya lakukan di tahun 2016. Saya tidak terlalu peduli dengan ketenaran yang bisa diraih di MotoGP, karena saya tidak sadar bahwa di MotoGP kita bisa mendapatkan uang dan popularitas. Jadi, saya menyingkirkan semua itu dan hanya fokus untuk tampil baik. Saya belajar banyak dari gelar dunia kedua saya, karena tidak mudah untuk memenangkannya. Dari situlah saya tiba di MotoGP dengan kekuatan besar,” pungkas Zarco.