RiderTua.com – Mulai 1 Januari 2026, Gunther Steiner resmi menjadi pemilik baru tim Tech3. Dia menunjuk Richard Coleman sebagai bos tim yang baru, namun tetap melibatkan Herve Poncharal selaku pemilik lama ke dalam tim dengan peran sebagai konsultan.
Bagaimana ceritanya Steiner bisa tertarik dengan MotoGP mengingat selama ini dia bergelut dengan dunia balap Formula 1? “Jalan pertama adalah Dorna melalui Carlos Ezpeleta. Saya sudah mengenalnya sebelumnya, karena Carlos beberapa kali menghadiri balapan F1. Saya juga mengenal ayahnya Carmelo Ezpeleta, melalui teman baik saya Carlos Sainz yang dulu pernah aktif di reli bersama Carmelo,” ungkap bos yang kini tinggal di Amerika Serikat itu.
Gunther Steiner : Sebelum Membeli Tim Tech3 Awalnya Saya Ingin Membentuk Tim Baru

Gunther Steiner menambahkan, “Jadi sangat mudah untuk melakukan pembicaraan di sini. Inilah salah satu keuntungan dari dunia balap karena skalanya cukup besar. Ada value tertentu, yang meskipun tidak semua orang langsung mengenal satu sama lain, tapi semua orang saling terhubung melalui orang lain.”
“Setelah perbincangan awal dengan keluarga Ezpeleta, situasinya langsung menjadi jelas. Rencana awal kami adalah membeli lisensi dan membentuk tim baru. Namun Dorna dengan tegas mengatakan kepada kami, bahwa hal ini tidak mungkin terjadi karena sudah ada 11 tim dan tidak akan bertambah. Hal itu memperjelas, bahwa jika kami ingin terlibat maka satu-satunya cara adalah dengan mengambil alih tim yang sudah ada.”

“Langkah selanjutnya adalah Carmelo memperkenalkan saya kepada beberapa orang penting di paddock, termasuk Herve Poncharal. Dan kami pun berkenalan. Selanjutnya semuanya berjalan dengan sangat cepat. Di GP Austin, untuk pertama kalinya kami membahas akuisisi tim. Kemudian kami bertemu untuk kedua kalinya di Silverstone dan membahasnya dengan cukup detail. Dari sana, kami langsung menemui pengacara dan menyelesaikan kontrak,” jelas bos asal Italia itu.
Proses negosiasi berjalan sangat cepat, bagaimana hal itu bisa terjadi? “Justru itulah keindahannya, akan berjalan sempurna ketika chemistry sudah terjalin sejak awal, ada kepercayaan, dan dapat langsung fokus pada hal-hal penting. Membeli tim MotoGP bukanlah hal yang mudah, tetapi Herve dan saya dengan cepat menyepakati hal-hal penting,” jawab Steiner.

Steiner melanjutkan, “Kami tidak perlu berdiskusi panjang lebar, bahkan soal nama tim sekalipun. Bagi saya, Tech3 sudah pasti. Ketika Herve bertanya kepada saya, apa nama tim yang tepat? Saya menjawab, Tech3. Saya sangat menghormati apa yang telah dicapai Herve dan timnya, dan saya ingin mempertahankan merek Tech3. Hal ini tentu saja bikin perasaan sang penjual lega, karena sesuatu yang dibangun puluhan tahun tetap dipertahankan.”
Bagaimana proses negosiasi harga? “Sayalah pihak yang ingin membelinya. Saya tahu minat terhadap MotoGP sangat besar, jadi saya menentukan perkiraan harga terlebih dulu. Tidak mudah, karena sudah lama sekali tidak ada tim yang dijual. Setelah itu saya menyiapkan dana dan mengajukan penawaran kepadanya, kemudian Herve menyetujuinya. Saya tidak bernegosiasi dengan strategi menawar dengan harga serendah mungkin, karena untuk apa? Karena Herve tidak harus menjual apa pun, tetapi saya ingin membelinya. Jadi saya mengajukan penawaran yang fair, dan selesai,” pungkas Gunther Steiner.