RiderTua.com – Rocky Hybrid sudah diperlihatkan ke publik oleh Daihatsu di Indonesia sebulan lalu di GIIAS 2025. Tapi unitnya didatangkan langsung dari Jepang, tidak seperti model non-hybrid, itupun pengirimannya akan dimulai dua bulan lagi.
Rocky Mendapat Varian Hybrid Sejak Sebulan Lalu
Memang dengan banyaknya mobil hybrid yang dijual di Indonesia, Daihatsu harus bisa menyusul ketertinggalannya dengan merilis Rocky Hybrid. Mobil SUV dengan teknologi e-Smart ini dijual dengan harga sekitar Rp 300 jutaan, tapi ini masih lumayan terjangkau untuk mobil seperti ini. Padahal sebenarnya model ini tidak diproduksi lokal, melainkan didatangkan langsung dari Jepang.

Mungkin inilah mengapa mereka membutuhkan waktu lama untuk mendatangkan unitnya dari Jepang ke Indonesia. Sebab mereka baru bisa mengirimkan unitnya ke konsumen mulai bulan November mendatang, itupun kalau jumlah pemesannya tidak terlalu banyak. Terakhir Rocky Hybrid disebut sudah dipesan sebanyak 200 unit, tapi jelas angka ini akan terus meningkat tiap bulannya.
Namun Daihatsu memperkirakan kalau peminat Rocky Hybrid bisa mencapai ribuan, atau mendapai 2 ribu orang yang tertarik dengan model ini. Tentu itu bukan angka yang sedikit, dan mereka bisa saja mempertimbangkan untuk merakitnya secara lokal kalau jumlah permintaannya terus melonjak tajam. Tapi untuk sekarang mereka belum bisa memikirkannya untuk sekarang, karena mereka fokus untuk memenuhi pemesanan yang didapatnya.

Dapat Penyegaran
Beberapa hari lalu, Rocky mendapat penyegaran dengan tampilan luarnya diubah menjadi lebih sporty, serta mendapat ubahan lainnya pada bagian mobil lainnya. Tentu ini membuktikan kalau Daihatsu tidak melupakan mobil compact SUV-nya tersebut, apalagi setelah mereka merilis versi hibridanya. Jelas kehadirannya bukan berarti mereka menghentikan penjualan versi bensinnya.

Dengan Rocky yang mendapat penyegaran serta varian ramah lingkungan, Toyota Raize nampak tidak mendapatkan penyegaran apapun sampai sekarang. Walau Raize masih dijual sampai sekarang, entah sampai berapa lama modelnya tidak disegarkan dan bertahan di tengah sengitnya persaingan di segmennya.






