RiderTua.com – Dari posisi ke-9, Pedro Acosta melakukan start yang sangat bagus. Rider KTM itu langsung gas pol dan sudah berada di posisi ke-6 di lap ke-2. Dan di lap ke-6, dia berhasil menempati posisi ke-4 setelah menyalip Fabio Quartararo. Namun kenyataan pahit datang pada lap ke-8, dimana rantai RC16 miliknya putus di trek lurus. Dia pun langsung memarkirkan motornya dengan marah dan balapannya pun berakhir. Ini merupakan insiden rantai putus untuk ketiga kalinya setelah sehari sebelumnya Brad Binder dua kali mengalami hal yang sama.
“Memalukan! Balapan saya berjalan lancar hingga insiden itu terjadi. Saya baru saja melewati akhir pekan yang sulit. Dari posisi ke-9 saya berhasil naik, melakukan beberapa manuver menyalip yang mulus, dan memiliki kecepatan yang juga baik. Lalu, hal insiden ini terjadi. Tentu saja balap motor adalah olahraga yang bergantung pada teknis, jadi hal seperti ini bisa saja terjadi tetapi seharusnya tidak,” ujar Acosta marah dan kecewa.
Pedro Acosta : Memalukan! Dalam 1,5 Tahun di MotoGP Baru Kali ini Rantai Saya Putus
Seandainya insiden rantai putus itu tidak terjadi, kemungkinan besar Pedro Acosta bisa meraih podium. “Saya tidak ingin mengatakan itu akan menjadi finis di podium, tetapi saya memiliki kecepatan untuk mengejar Alex Marquez. Dia hanya unggul 1,5 detik ketika rantai saya putus. Balapan saya berjalan baik dengan ban medium,” ungkap rider berjuluk Baby Shark itu.
Jelas insiden tersebut membuatnya terpukul, karena performa Acosta kuat sejak GP Brno. “Kami menjalani balapan yang bagus sejak libur musim panas. Juga di Misano, kami membalikkan keadaan setelah awal akhir pekan yang sulit. Itulah mengapa, sulit untuk memahami ketika hal seperti ini terjadi. Dalam 1,5 tahun di MotoGP, hal seperti ini belum pernah terjadi pada saya. Rantai putus 3 kali dalam satu akhir pekan, itu sangat tidak biasa,” ungkap rider berusia 21 tahun itu.
BTW, untuk pertama kalinya di Misano ada semacam upacara di grid sebelum balapan dimulai. Dalam upacara tersebut, para pembalap MotoGP berkumpul di barisan depan grid beserta para petinggi Dorna dan petinggi daerah setempat saat lagu kebangsaan tuan rumah dikumandangkan.
“Saya rasa itu tidak buruk. Padahal biasanya saya tidak suka hal seperti itu. Tapi upacara itu dimulai terlalu terlambat. Saat saya kembali ke motor, waktu menuju ke start tinggal 6 menit. Biasanya saya punya waktu 10 menit untuk menenangkan diri dan untuk membahas sesuatu dengan tim sebelum kami mempertaruhkan nyawa di lintasan. Kalau upacara ini dimulai 5 menit lebih awal, maka akan jauh lebih baik,” pungkas Acosta menyampaikan pendapatnya.
Meski gagal mencetak poin dalam race utama, Acosta masih mengumpulkan 5 poin dari sprint race dimana dia finis ke-5. Dengan 188 poin, dia tetap berada di peringkat 5 tetapi tertinggal 41 poin dari Marco Bezzecchi (229 poin) yang berada di peringkat 4 dalam klasemen.
