RiderTua.com – Franco Morbidelli tampil bagus saat kualifikasi dengan mengamankan posisi ke-4 di grid start MotoGP Catalunya. Namun sayangnya, rider VR46 Ducati itu gagal mencetak poin dalam dua balapan karena semuanya berakhir di gravel. Dalam sprint hari Sabtu, terjadi kontak dengan Jorge Martin yang menyebabkan dia diganjar long lap penalti dalam race utama hari Minggu.
Setelah menjalani long lap penalti dalam race hari Minggu, Franky melaju terlalu kencang di tikungan ke kiri yang sempit. Dan lagi-lagi dia crash di tikungan 10. Itu merupakan crash ke-16 Morbidelli musim ini. Saat berada di gravel dia terlibat cekcok dengan marshall, yang mengakibatkan dia didenda 2000 Euro atau sekitar Rp 34 juta dan penalti tidak diizinkan mengikuti FP1 pada Jumat pagi selama 10 menit pertama di Misano atas perilakunya tersebut.
Franco Morbidelli : Saya Seorang Petarung, Saya Tidak akan Menghindari Duel

Dari luar Franco Morbidelli tampak selalu santai, tenang dan terlihat dapat menghindari duel apapun di lintasan, namun dalam balapan dia sangat agresif dan bahkan beberapa kali tak segan membuat jatuh rival-rivalnya.
Franky menjelaskan, “Menurutku itu cukup sederhana karena itulah sifat saya. Saya seorang petarung. Meskipun saya tampak sangat pendiam dan selalu tenang di luar pit lane, ada sesuatu dalam diri saya yang selalu mencari konfrontasi. Saya selalu berusaha untuk sangat fokus di trek dan bertarung dengan presisi tinggi. Dalam hal bentrokan langsung, duel ini adalah sesuatu yang sangat alami dan saya tidak pernah menghindar dari duel. Tapi kemudian saya harus memaksakan diri untuk tetap akurat dan mempertahankan kendali.”

Apakah sikap agresif sangat penting agar bisa sukses di MotoGP? “Jelas tidak, saya rasa tidak. Ada situasi di mana kita harus berjuang dalam pertarungan yang sulit ini dan itu bagian dari itu. Tentu saja terjadi beberapa kali dalam setahun. Tapi mentalitas, duel ini tidak krusial untuk sukses sepanjang tahun. Contoh terbaiknya adalah Pecco Bagnaia yang mendominasi selama 2 tahun dan cukup tangguh. Tak terkecuali Jorge Lorenzo dan Casey Stoner juga berhasil meraih kesuksesan besar tanpa mentalitas duel yang menonjol,” jawab rider blasteran Brasil dan Italia itu.
Murid Valentino Rossi itu menambahkan, “Namun saya juga berpikir bahwa pertarungan di lintasan adalah bagian dari balapan dan pertunjukan. Kemampuan duel adalah sebuah instrumen, salah satu di antara banyak aspek yang dimiliki pembalap. Tetapi tidak selalu mencerminkan potensi dan kesuksesan seorang pembalap.”

Faktanya karena regulasi di MotoGP semakin rumit dan daftar hukuman yang semakin banyak, gaya balap agresif dalam duel kini semakin berdampak negatif pada hasil. Pembalap dengan karakter petarung seperti Franco Morbidelli harus membayar harga yang sangat mahal untuk sifat mereka.