RiderTua.com – Boleh dibilang BYD menjadi merek mobil listrik yang cukup sukses di pasar global. Namun mereka juga tidak bisa menghindari penurunan dari laba yang didapatnya yang turun hampir 30 persen, dan penyebabnya cukup mengejutkan.
Penurunan Laba yang Hampir Mencapai 30 Persen
Mungkin tidak biasanya muncul kabar soal BYD yang mengalami kerugian di tengah ekspansi di pasar global yang dilakukannya belakangan ini. Tapi ini hanya terjadi di Negeri Tirai Bambu saja, dimana laba yang didapatnya menurun 29,9 persen dari tahun sebelumnya. Meski mereka mendapat laba sekitar Rp 14,5 triliun di pasar global di kuartal kedua, penurunannya sudah cukup terlihat jelas.

Sebenarnya penyebabnya cukup jelas, yaitu pemberikan diskon besar-besaran untuk mobil yang dijualnya. Ini terlihat sangat jelas di Negeri Tirai Bambu, dimana mereka melakukan ini agar dapat membendung ‘serangan’ dari Tesla serta rival senegaranya. Meski ini menjadi strategi yang efektif, malah ini yang membuat keuntungannya berkurang.
Memang pemberian diskon cukup bagus, tapi kalau ada banyak produsen yang melakukannya, maka bisa menimbulkan perang harga. Ini sudah terlihat di Indonesia, sementara pemerintah Negeri Tirai Bambu mulai menertibkan perang harga agar menghasilkan persaingan yang lebih sehat. Jelas pemberian diskon besar-besaran bukan menjadi strategi jangka panjang yang bagus.

Kurangi Diskon
Walau berada dalam situasi seperti ini, BYD masih bisa menyeimbangkannya dengan melakukan ekspansi pasarnya di seluruh dunia. Mereka juga mengusahakan untuk merilis lebih banyak model baru di pasar roda empat, seperti menghadirkan mobil listrik dengan harga terjangkau. Sementara pabrik perakitannya di Indonesia masih dibangun, semua unitnya masih didatangkan langsung dari luar negeri.
