RiderTua.com – Uccio Salucci, Direktur tim VR46 sekaligus tangan kanan Valentino Rossi mengomentari situasi sulit yang saat ini sedang dihadapi Pecco Bagnaia yang juga merupakan murid VR46 Riders Academy. Meski mengalam penurunan performa, Uccio berharap Pecco tidak menyerah dengan keadaan.
“Pecco adalah pembalap yang fantastis dan teman yang baik. Sulit untuk menilai situasi secara tepat karena saya tidak berada di garasinya. Saya sering ngobrol dengannya. Saya melihat datanya dan menyadari bahwa dia tidak mengerem dengan benar. Dia juga jelas kehilangan motivasi shingga kepercayaan dirinya juga terpengaruh,” ungkap Uccio.
Uccio Salucci : Situasi Pecco Bagnaia Tidak Mudah Tapi Jangan Menyerah!
Sejauh ini, Francesco Bagnaia mengalami fase yang mengecewakan musim ini. Rider Ducati Lenovo itu hanya menang 1 kali di GP Amerika, itu pun karena Marc Marquez yang memimpin balapan crash saat ada didepannya. Bahkan di 2 seri terakhir, dia hanya finis di posisi ke-8 di GP Austria dan ke-9 di GP Hungaria. Sejauh ini rider asal Turin Italia itu masih menempati peringkat 3 dalam klasemen, namun kini selisih poinnya dengan Marco Bezzecchi menyusut hanya 31 poin. Sahabatnya itu berada dalam performa kuat bersama Aprilia dan berkat hasil positif yang dia torehkan Bez terus meningkatkan perolehan poinnya.
Menurut Alessio Salucci, yang dibutuhkan Pecco saat ini adalah ketenangan. “Yang penting adalah dia membalap seperti Pecco Bagnaia. Dia harus menikmati balapan lagi. Ini tidak mudah, tetapi saya memohon padanya untuk tidak menyerah. Dia adalah Juara MotoGP dua kali dan pembalap yang fantastis. Tidak menyenangkan melihat Pecco dalam situasi ini. Saya tidak suka melihatnya begitu,” ujar orang kepercayaan Rossi itu.
Jika dibandingkan dengan Marc Marquez, juara dunia 8 kali itu dengan mudah menguasai transisi dari GP23 ke GP25. Sedangkan Pecco merasa bahwa transisi dari GP24 yang konon katanya lebih baik ke GP25 yang jauh lebih sulit.
“Tahun lalu Marquez mengendarai motor 2023 dan langsung beralih ke motor 2025. Motor 2023 memang sangat sulit, tapi Marquez sudah cepat saat itu. Motor 2025 jauh lebih baik daripada versi 2023 dan dia semakin cepat dan mampu membangun kepercayaan diri yang tinggi. Di sisi lain, Pecco yang sebelumnya menggunakan motor 2024 menyadari bahwa motor 2025 menimbulkan beberapa masalah. Kemudian, dia melihat apa yang dicapai Marquez saat dia sedang kesulitan. Dalam situasi seperti itu, kita akan cepat kehilangan kontrol,” jelas Salucci.
BTW, transisi ke GP25 juga tidak mudah bagi tim VR46. Pada awalnya Fabio Di Giannantonio juga sempat kesulitan dengan kurangnya feel di bagian depan sama seperti Pecco, tetapi Diggia berhasil menstabilkan posisinya. “Motor 2025 sulit dipahami, terutama di awal musim. Bagian depan motor kurang memberikan kepercayaan diri bagi para pebalap. Hal ini memengaruhi Pecco dan Fabio Di Giannantonio. Namun kami bekerja keras dan Fabio tetap tenang. Begitulah cara kami menemukan jalan yang tepat,” pungkas Uccio.
Di GP Hungaria, Di Giannantonio menunjukkan performa yang lebih konsisten dan secara signifikan lebih kuat daripada Pecco Bagnaia meskipun balapannya ‘dirusak’ dengan masalah teknis pada motornya (hanya finis ke-15). Akhir pekan lalu usai balapan di Balaton Park, Diggia menungkapkan tantangan yang dihadapinya dengan GP25 dan menjelaskan bagaimana krunya berhasil memperbaiki situasi.
