RiderTua.com – Fabio Quartararo sangat kesal, 4 pembalap Yamaha finis di 4 posisi terakhir di MotoGP Austria dengan gap yang cukup besar yakni mencapai 25 hingga 37 detik dari pemenang. Quartararo sendiri finis ke-15 tertinggal 25 detik yang berarti dia kalah 1 detik per lap dari pemenang Marc Marquez.
Di trek stop and go Red Bull Ring, masalah M1 sangat terlihat jelas dimana Quartararo tidak menemukan cengkeraman pada roda belakang. “Kita harus melupakan itu. Tidak, saya yang harus melupakannya bukan para insinyur! Saya harap para insinyur tidak melupakan apa yang terjadi di Austria sepanjang tahun ini. Saya tidak ingin itu terjadi lagi, karena hasil yang kami raih di Austria sungguh keterlaluan. Kami berempat ingin penjelasan untuk itu! Tapi untungnya para insinyur menyaksikan langsung hasil yang menyedihkan ini,” tegas Juara Dunia MotoGP 2021 itu pada hari Kamis sebelum GP Hungaria.
Fabio Quartararo : Bagi Tim Mungkin Power Besar Bukan Prioritas, Tapi Bagi Saya Sangat Penting
Fabio Quartararo juga menegaskan bahwa performa buruk di Spielberg merupakan peringatan bagi Yamaha. “Bukan hanya karena kami berempat finis di belakang, tapi Ai Ogura yang finis tepat di depan kami justru unggul 7 detik. Saya harap sekarang para teknisi mengerti betapa sulitnya motor kami dan betapa kerasnya kami harus bekerja untuk meningkatkan performa,” imbuh juara dunia MotoGP 2021 kesal.

Apakah Quartararo sudah putus asa dengan musim 2025 atau apakah kini dia fokus ke tahun depan dengan mesin V4? “Saya ingin meningkatkan performa motor kami saat ini, dan saya juga ingin mereka memahami bagaimana motor ini bekerja. Saya rasa kami belum tahu itu saat ini. Kami tidak punya power yang cukup, tetapi di Austria kami bahkan tidak bisa memaksimalkannya. Untuk mencegah roda belakang spin, kami harus mengurangi banyak power. Meski begitu, roda belakang tetap spin sangat kencang. Jadi kami masih belum tahu cara kerja motor ini, dan saya harap antara sekarang dan akhir musim kami akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik,” jawab El Diablo.
Bagaimana cara Quartararo menenangkan pikirannya setelah akhir pekan yang buruk? “Saya berlatih keras. Dalam 3 hari terakhir, saya berlari 47 km dan pergi ke gym di Budapest. Bagi saya, inilah cara untuk melupakan hasil buruk seperti itu,” jawabnya.
Akhir pekan ini balapan akan berlanjut di Balaton Park dengan trek yang sempit dan teknis yang dianggap lebih cocok untuk M1. “Rasanya, hampir tidak mungkin lebih buruk daripada di Austria. Semoga kami bisa mendapatkan hasil yang bagus disini. Tapi saya ingin menikmati balapannya, jika tidak menikmatinya akan salah. Austria benar-benar mimpi buruk!” tegas rider asal Prancis itu.
Quartararo akan mendapat kesempatan menjajal mesin V4 untuk pertama kalinya pada tes di Misano pertengahan September mendatang. Setelah akhir pekan yang buruk, apakah dia ingin lebih cepat menguji mesin baru tersebut? “Saya ingin mengujinya lebih cepat, tetapi tim belum terlalu jauh dalam pengembangan motornya. Feeling saya mengatakan bahwa saya harus mengujinya terlebih dahulu. Tapi bukan saya yang memutuskannya. Saya rasa motornya belum cukup siap untuk dicoba,” ungkap rider berusia 26 tahun itu.

Apakah Quartararo akan membalap dengan V4 lagi tahun ini? “Tergantung seberapa bagus mesinnya, tetapi kami butuh perubahan. Akan bagus untuk melihat bagaimana kondisinya. Jika saya mengujinya dan langsung tertinggal tidak lebih dari 0,5 detik dari catatan waktu terbaik saya, itu akan menjadi langkah yang bagus karena ini akan menjadi pertama kalinya saya mencobanya,” jawab rekan setim Alex Rins itu.
El Diablo menambahkan, “Secara internal top power bukanlah hal terpenting bagi tim, tetapi sangat penting bagi saya. Saat ini mesin kami tidak cukup untuk mempersiapkan manuver menyalip, kita bisa lihat betapa sulitnya menyalip di MotoGP akhir-akhir ini. Saya membutuhkan motor yang dapat bersaing di balapan, untuk itu saya membutuhkan top power yang besar.”