RiderTua.com – Pedro Acosta mempersembahkan podium dalam sprint hari Sabtu (finis ke-3) pada balapan kandang KTM di Red Bull Ring. Namun dalam race hari Minggu dia gagal meraih podium dan hanya finis ke-4 setelah kalah duel melawan rookie Fermin Aldeguer.
Usai balapan sambil tersenyum rider berusia 21 tahun itu mengatakan, “Jujur, jika hari ini adalah hari biasa dalam hidup Acosta, saya akan membanting motor ke gravel. Karena saya bertarung untuk meraih podium dengan sekuat tenaga. Namun terkadang kita harus berpikir bahwa ketika kita mencari kata ‘kejuaraan’ di kamus, itu artinya lebih dari satu balapan.”

Pedro Acosta Bocorkan Isi Pertemuan dengan Pit Beirer (Direktur Motorsport KTM)
Pedro Acosta kini mengumpulkan 144 poin sama seperti dua pembalap VR46 Ducati Franco Morbidelli dan Fabio Di Giannantonio yang masing-masing berada di peringkat 5 dan 6 dalam klasemen. “Sekarang poin saya sama dengan 5 besar. Kami mencari konsistensi ini dan berusaha untuk kompetitif di setiap trek. Kami datang dari trek yang sangat berbeda, dari Brno ke Red Bull Ring dan saya kompetitif di kedua trek tersebut. Jadi, mungkin gaya balap saya yang baru ini membantu,” ungkap rider berjuluk Hiu Mazarron itu.

Gaya balap yang lebih halus yang kini dipakai Acosta jauh dari naluri alaminya, dimana instingnya adalah menyerang secara agresif saat mengerem. “Gaya alami adalah sesuatu yang tidak bisa disembunyikan. Tapi saya benar-benar berusaha sangat keras. Usai balapan di Brno, saya mengadakan pertemuan dengan Pit Beirer dan mencoba untuk menenangkan semuanya dulu lalu memulai kembali. Kami menjalani balapan yang bagus sejak Assen. Kami harus terus memakai cara ini, karena sepertinya berhasil,” jelas juara dunia Moto2 2023 itu.
Kesabaran menjadi kunci Acosta mampu mencetak 45 poin dari 2 seri terakhir, atau lebih banyak dari yang dia peroleh dalam 6 seri pembuka secara keseluruhan. Terkait nasihat yang diberikan Pit Beirer kepadanya, Acosta menjelaskan, “Ketika sesuatu tidak berada dalam kendali kita, kita tidak bisa memaksakan diri lebih keras lagi. Karena terkadang seperti di Sachsenring, kamu terjatuh dan kehilangan lebih banyak daripada yang bisa kamu dapatkan, meskipun sebenarnya kalau kita sedikit menahan diri hasilnya bisa lebih baik. Mungkin di Sachsenring saya bisa masuk 5 besar, tapi kenyataannya saya hanya mencetak 1 poin di sprint dan nol poin di balapan utama.”

“Terkadang saya bisa lebih tenang dan lebih positif, memang benar sejak saya berbicara dengan Aki Ajo saya sudah lebih positif. Seperti yang sudah sering saya katakan, saya belum pernah mengalami musim yang buruk sampai musim ini. Dan tahun ini, harus saya akui bahwa saya lebih banyak belajar daripada 4 tahun terakhir. Yang pasti, saya memberikan lebih banyak dari diri saya daripada ketika saya memenangkan gelar dunia di Moto2,” pungkas Acosta.