RiderTua.com – Brembo mengungkap data bahwa para pembalap MotoGP melakukan pengereman selama 33 persen dari total satu lap di Red Bull Ring, dengan gaya puncak mencapai 1,5G dan beban kumulatif 1,1 ton yang diberikan pada tuas rem depan selama balapan 28 lap. Ini artinya balapan akhir pekan ini akan menjadi balapan akhir pekan kedua musim ini setelah Buriram, yang mendapat rating maksimal 6/6 dari Brembo pada skala tingkat kesulitan pengereman.
Red Bull Ring memiliki panjang 4,348 km dan 11 tikungan, memiliki 5 zona pengereman berat dan 3 zona dengan tingkat pengereman menengah atau sedang. Brembo selaku memasok sistem pengereman ke seluruh grid MotoGP mengklaim bahwa para pembalap mengerem selama hampir 29 detik per lap atau sekitar sepertiga dari jarak balapan.
Brembo Mengungkap Beban Pengereman ‘Super Berat’ di MotoGP Austria
Titik pengereman yang paling berat adalah tikungan 4, di mana pembalap mengurangi kecepatan dari 301 km/jam menjadi 81 km/jam hanya dalam 5,2 detik sepanjang 246 meter dan memberikan gaya sebesar 5,3 kg pada tuas rem. Pada titik ini deselerasi mencapai puncaknya pada 1,5G dan tekanan fluida rem mencapai 11,3 bar serta suhu cakram karbon naik hingga sekitar 630°C. Oleh karena itu, sekarang diwajibkan menggunakan cakram depan 355mm (terbesar) di Austria.

Sejak Red Bull Ring kembali ke kalender MotoGP pada 2016, Ducati berhasil memenangkan 11 dari 13 balapan termasuk Sprint. Catatan tersebut termasuk 3 kemenangan yang diraih Andrea Dovizioso, yang meraih kemenangan MotoGP terakhirnya di GP Austria pada 2020. Dengan rentang waktu 16 tahun dan 120 hari antara kemenangan pertama dan terakhirnya di kelas utama, Dovi memegang rekor rentang kemenangan terpanjang ke-3 dalam sejarah MotoGP di belakang legenda Valentino Rossi dan Loris Capirossi.
Dalan hal teknologi pengereman, Dovizioso meninggalkan jejak penting dengan memperkenalkan kembali rem jempol belakang (rear thumb brake) Brembo. Rider yang kini bergabung dengan tim penguji Yamaha itu menginginkan rem jempol untuk tikungan kanan, dimana dia selalu kesulitan mengoperasikan rem kaki konvensional pada sudut kemiringan maksimum. Dengan sudut kemiringan yang terus meningkat di MotoGP, semakin banyak pembalap yang mengadopsi opsi rem jempol ini.