RiderTua.com – Ayah dari Pecco Bagnaia, Pietro Bagnaia mengungkapkan bagaimana putranya sempat terpuruk di awal karier balapnya sebelum Valentino Rossi turun tangan. Dalam debut grand prix-nya pada 2013, Pecco bergabung dengan Tim Italia dengan Honda FTR namun gagal mencetak poin.
Di tahun inilah Pecco nyaris depresi. Menurut pengakuan ayahnya, Tim Italia tidak mengajarkan apa pun kepada putranya. Kemudian dia menyuruh Pecco untuk melakukan tes bersama Mahindra, meskipun ada ancaman bahwa putranya tersebut tidak akan pernah balapan lagi.
Ayah Pecco Bagnaia : Saya Pernah Diancam Bahwa Pecco Tidak Akan Pernah Balapan Lagi
Pietro Bagnaia mengungkapkan, “Mereka tidak mengajarkan apa pun dan selalu marah-marah. Jadi saya mendesaknya untuk melakukan tes bersama Mahindra, berkat bantuan dari teman saya Lele Martinelli yang saat itu bekerja untuk pabrikan asal India tersebut. Bahkan seorang manajer tim mengancam saya bahwa jika Pecco melakukan tes itu, dia tidak akan pernah balapan lagi. Saya menandatangani pelepasan dari Tim Italia dan menerima konsekuensinya. Tetapi pada saat yang sama Akademi VR46 sedang terbentuk.”

“Uccio Salucci (sahabat sekaligus tangan kanan Rossi) mengajak saya bergabung dengan proyek yang masih dalam tahap awal ini. Dan Pecco sangat gembira menjadi bagian darinya. Dia berubah dari depresi menjadi antusiasme terhadap balap motor. Maka dimulailah perjalanan bersama tim Sky VR46,” imbuhnya.
Sebagai informasi, VR46 Riders Academy didirikan pada 2014. Legenda MotoGP Valentino ingin membantu membina talenta muda Italia dan hingga saat ini akademi miliknya berperan penting dalam karier banyak pembalap.
Pada 2014, Pecco bergabung dengan Akademi VR46 sekaligus bergabung dengan tim Sky VR46 di Moto3 dengan KTM. Kemudian rider asal Turin Italia itu pindah ke Mahindra pada 2015 dan di tim Aspar pada 2016. Pecco kembali ke tim Sky VR46 ketika naik ke kelas Moto2 pada 2017 dan pada 2018 dia berhasil menyabet juara dunia Moto2 bersama tim Rossi.

Sebagai juara dunia Moto2, Bagnaia dipromosikan ke MotoGP di tim Pramac pada 2019. Dan pada 2022 dia dinobatkan sebagai juara dunia ketika memperkuat tim pabrikan Ducati dan berhasil mempertahankan gelar pada 2023. Rider berusia 28 tahun itu adalah murid pertama VR46 Riders Academy yang menjadi juara dunia MotoGP.
Selain Pecco, Franco Morbidelli memenangkan gelar dunia Moto2 pada 2017 sebelum dipromosikan naik ke MotoGP sekaligus murid VR46 pertama yang menjadi pemenang balapan MotoGP pada 2020 (bersama Yamaha). Murid VR46 lain yang mengikuti jejak mereka ke MotoGP adalah Luca Marini dan Marco Bezzecchi. Dan pada 2022, tim VR46 terjun di MotoGP sebagai satelit Ducati.