RiderTua.com – Marc Marquez mendekati rekor Valentino Rossi dengan dominasi yang tak terbantahkan… dia tak terhentikan di tahun 2025.. sebuah hegemoni yang mengingatkan kita pada tahun-tahun terbaiknya saat bersama Honda..
Setelah awal musim 2025 yang ruarr biasaa… dengan lima akhir pekan beruntun dengan meraih 37 poin (sapu bersih semua balapan akhir pekan), Marc Marquez telah membuktikan apa yang telah diperkirakan banyak orang di paddock: gelar juara ini tampaknya sudah berada dalam genggamannya, meskipun ia tahu tidak ada yang pasti hingga balapan terakhir.
Performanya saat ini mengingatkan pada dominasi mutlak yang ia tunjukkan di era keemasannya, terutama di tahun 2019, saat terakhirnya bersama Honda dengan kemenangan telak.
Motegi Menanti: Misi Marc Marquez Kunci Gelar Ducati di Sarang Honda
Pada musim 2019, Marquez memenangi 12 balapan dan menutup musim dengan keunggulan bersejarah 151 poin atas rival terdekatnya, sebuah margin yang tak tertandingi di era MotoGP modern. Yang paling mencolok adalah Honda bukanlah motor paling kompetitif di grid saat itu, karena rekan satu timnya hanya berhasil meraih tiga podium secara total, bahkan semua dicapai oleh Cal Crutchlow dari tim satelit LCR.

Saat itu Marquez adalah satu-satunya pembalap yang meraih kemenangan dengan motor Jepang tersebut. Tahun itu, ia meraih hampir 88,5% poin yang diperebutkan, persentase yang sekarang berkisar di angka 86% setelah dua belas putaran, meskipun kalender musim ini lebih pendek.
Dominasi Marquez pada tahun 2025 juga mengingatkan pada musim-musim gemilang yang lain. Pada tahun 2018, misalnya, ia mengoleksi sembilan kemenangan dan unggul 76 poin, meskipun ia gagal naik podium dalam empat balapan musim itu. Rekor kemenangannya dalam satu musim diraih pada tahun 2014, dengan 13 kemenangan, meskipun selisih poinnya di kejuaraan terakhir lebih tipis, yaitu 67 poin.
Sebelum era Marquez, referensi terdekatnya adalah Casey Stoner, yang pada 2011 memenangi 10 balapan dan finis dengan keunggulan 90 poin, juga membalap untuk Honda. Tentu saja, pembalap Australia itu adalah pembalap luar biasa yang mendominasi dengan cara serupa.
Yang tak kalah istimewa adalah para juara lain seperti Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, yang musim-musim dominasinya masih membekas dalam sejarah. Lorenzo mencetak sembilan kemenangan dan keunggulan 138 poin pada tahun 2010, sementara Rossi, yang identik dengan dominasi MotoGP, meraih sebelas kemenangan dan keunggulan 140 poin pada tahun 2002, dan pada tahun 2005, bersama Yamaha, sebelas kemenangan dan keunggulan 147 poin.

Apakah Marquez akan Menjadi yang terbaik di usia 32?
Mungkin hal yang paling mengesankan tentang tahun 2025 adalah cara Marquez mengendarai Ducati GP25. Di usia 32 tahun, dan setelah cedera parah pada tahun 2020 yang memaksanya menjalani proses pemulihan yang panjang….sang pembalap Spanyol itu menunjukkan level yang mengingatkan pada momen-momen terbaiknya bersama Honda, meskipun kompetisi tahun ini tidak seketat yang diperkirakan.
Sementara adiknya, Alex, menjadi kejutan positif bagi tim Gresini, dengan sempat memimpin klasemen dalam dua kesempatan, rival lain seperti Pecco Bagnaia kesulitan beradaptasi dengan mesin baru, yang mempermudah dominasi Marquez.
Dengan keunggulan 120 poin setelah dua belas balapan, ditambah 8 menang di balapan utama plus 11 menang di sprint race, pembalap Ducati itu telah menempatkan jarak yang cukup jauh antara dirinya dan para pesaingnya, dengan Alex Marquez menjadi rival terdekatnya dengan selisih rata-rata hampir 10 poin per balapan.

“Jika tren ini bertahan… Marquez bisa mengamankan gelar di seri Indonesia bulan Oktober…. Namunnn, jika performanya justru semakin menggila..! ia bahkan bisa memastikan gelar lebih awal di Misano pada pertengahan September. Meski begitu, momen paling epik akan terjadi jika ia merayakan gelar tersebut di Motegi, Jepang, kandang Honda….”
Musim 2025 ini jelas akan menjadi tahun yang tak terlupakan, di mana Marquez membuktikan dirinya bahwa ia tetap menjadi kekuatan yang tak terbendung di MotoGP, bukan hanya karena bakatnya tetapi juga karena kemampuannya mengatasi kesulitan, rintangan atau cedera parah dan tetap berada di puncak meskipun waktu terus berjalan.