Home MotoGP Davide Brivio : MotoGP Bisa Belajar dari Formula 1 Begitu Pula Sebaliknya

    Davide Brivio : MotoGP Bisa Belajar dari Formula 1 Begitu Pula Sebaliknya

    Davide Brivio
    Davide Brivio

    RiderTua.com – Davide Brivio adalah seorang senior yang sudah lama malang melintang di dunia balap. Pria asal Italia itu pernah menjabat sebagai manajer tim Yamaha, kemudian menjadi manajer pribadi dari legenda MotoGP Valentino Rossi sebelum ditunjuk sebagai manajer tim Suzuki. Ketika Suzuki mundur dari MotoGP, dia berkarier di Formula 1 di mana dia menjabat sebagai direktur balap sekaligus kepala program pembalap junior di Alpine-Renault. Dan pada 2024 dia kembali ke MotoGP sebagai manajer tim untuk tim satelit Aprilia, Trackhouse Racing.

    Ini artinya, Brivio sangat mengenal dengan baik kedua ajang balap bergengsi tersebut. Ketika ditanya, apa perbedaan dan persamaan Formula 1 dan MotoGP? Dia menjawab, “Salah satu perbedaan terbesar, menurut saya adalah kita merasakan lebih banyak gairah di MotoGP, dalam arti kecintaan terhadap olahraga murni. Formula 1 adalah olahraga yang luar biasa karena saya mengikuti setiap balapannya dan saya menikmatinya.”

    Davide Brivio : MotoGP Bisa Belajar dari Formula 1 Begitu Pula Sebaliknya

    Davide Brivio
    Davide Brivio

    Davide Brivio menjelaskan, “Namun Formula 1 juga sangat berorientasi pada bisnis, tapi itu tidak masalah. Saat ini olahraga sudah menjadi industri besar, dan tentu saja Formula 1 adalah puncak dari fenomena ini. Di Formula 1, terkadang kita bisa melihat keputusan-keputusan yang lebih didorong oleh kepentingan bisnis. Sementara di MotoGP, mungkin masih murni ke arah olahraga.”

    Bukan bagian dari konten editorial.

    “Di MotoGP, kami selalu mencontoh Formula 1 dalam hal organisasi, struktur, peralatan, truk, hospitality, dan segalanya. Ada banyak hal yang bisa dipelajari di sana. Ada banyak ide-ide bagus, tetapi sulit bagi kami untuk menerapkannya karena tentu saja anggaran dan sumber daya yang tersedia berbeda. Saya sangat terpesona oleh Formula 1 dan cara mereka menangani berbagai hal.”

    Brivio menambahkan bahwa MotoGP jauh lebih seru dibandingkan F1. “Ada lebih banyak aksi di lintasan balap, lebih banyak duel, dan manuver menyalip. Di sisi lain, MotoGP bisa belajar dari Formula 1 dalam hal publisitas dan pemasaran,” imbuhnya.

    Kepemilihan MotoGP oleh Liberty Media yang notabene juga pemilik Formula 1, diharapkan bisa mendongkrak kepopuleran MotoGP yang lebih luas di berbagai negara dan di berbagai kalangan penggemar. F1 hanyalah salah satu contoh keberhasilan upaya pemasaran yang dilakukan Liberty di luar batasan olahraga balap. Hasilnya adalah penggemar yang lebih besar, lebih beragam, dan lebih internasional. Selain itu kini F1 semakin seru dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, di mana Max Verstappen (Red Bull Racing) meraih juara dunia di balapan terakhir.

    Bukan bagian dari konten editorial.

    “Kami semua sangat antusias sekaligus penasaran dengan Liberty Media. Saya sangat tertarik untuk melihat, bagaimana kerjasama ini akan berjalan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan penggemar kami, memperluas wilayah di mana MotoGP ditonton, dan memanfaatkan potensi komersial yang kami miliki di sini,” ujar Brivio.

    f1- motogp
    F1 – motogp

    Formula 1 berkembang pesat secara global terutama di pasar Amerika (negara asal dari Liberty Media). Kini 3 balapan F1 digelar di sana yakni Austin, Las Vegas, dan Miami. Trackhouse Racing merupakan tim balap MotoGP asal Amerika, sehingga dapat memainkan peran khusus dalam ekspansi MottoGP kesana.

    Brivio menjelaskan, “Amerika sangat penting bagi kami, terlepas dari kenyataan bahwa Liberty Media berasal dari sana. Ini adalah wilayah yang ingin kami ekspansi, seperti halnya Formula 1 sekitar 7 tahun lalu, ketika penonton di Amerika masih sedikit. Dan sekarang. semua orang di sana membicarakan Formula 1. Kami adalah tim Amerika dan sangat berharap ekspansi ini akan terwujud.”

    “Tentu saja kami akan mendukung semaksimal mungkin agar MotoGP bisa berkembang di wilayah ini. Formula 1 berhasil melakukan pekerjaan yang luar biasa di sana. ‘Drive to Survive’ sukses besar. Bahkan film bioskop tentang Formula 1 yang dibintangi Brad Pitt akan dirilis musim panas ini. Film ini direkam di paddock Formula 1 dan bercerita tentang kisah tim fiktif ke-11 di F1,” imbuhnya.

    Selain Amerika, menurut Brivio pasar-pasar seperti Amerika Selatan dan Asia juga sangat penting. “Di Moto2 misalnya, ada pebalap asal Brasil Diogo Moreira. Brasil adalah pasar penting yang harus dimanfaatkan, begitu juga dengan wilayah Asia. Saat ini, pembalap dari Asia sedang naik daun. Jika melihat Rookies Cup, saat ini seorang pambalap asal Malaysia memimpin klasemen. Ini semua berkat Dorna, atas kerja keras mereka yang luar biasa. Karena beberapa tahun yang lalu, tidak ada yang menyangka hal ini mungkin terjadi. Di MotoGP ada Somkiat Chantra yang menjadi pembalap Thailand pertama di MotoGP. Beberapa tahun yang lalu, ini hanyalah mimpi,” tegas Brivio.

    Liberty Media dan Formula 1 tidak hanya menjangkau negara baru, tetapi juga menargetkan penggemar baru. “Sekarang ibu rumah tangga juga nonton Formula 1, bahkan anak-anak kecil. Dulu F1 adalah olahraga untuk orang dewasa. Sekarang, anak-anak juga mengikuti Formula 1. Jadi Liberty Media berhasil melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam memperluas jumlah penggemat. Semoga MotoGP juga bisa melakukannya,” pungkas Davide Brivio.

    © ridertua.com

    Iklan pihak ketiga – bukan bagian dari konten editorial.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini