RiderTua.com – Fabio Quartararo berhasil menempati posisi ke-3 dalam kualifikasi Sabtu pagi di MotoGP Brno. Ini merupakan ke-6 kalinya musim ini, rider Yamaha itu start dari front row atau barisan pertama. M1 memang terbukti kuat dalam mencetak fast lap, namun dalam jarak balapan motor ini tidak cukup kompetitif.
Juara dunia MotoGP 2021 itu menyadari kelemahan ini. Saking lemahnya, bahkan dia menganggap hasil sprint di Brno sebagai keberhasilan parsial dimana El Diablo finis di posisi ke-5 tertinggal 2,292 detik dari pemenang Marc Marquez.
Fabio Quartararo : Saya Menolak Ikut Tes Mesin V4 di Brno Karena Tidak Ada Gunanya Bagi Saya!
Quartararo mengatakan bahwa kesuksesannya itu lantaran dia hanya kehilangan sedikit waktu dari para peraih podium daripada yang diperkirakan. Dia mengaku bahwa dirinya memanfaatkan balapan 10 lap hanya untuk mempelajari rival-rivalnya secara intensif terutama Ducati dan KTM.
“Karena mereka ada di depan saya, kami dapat membandingkan secara tepat apa yang menyebabkan kami kehilangan waktu dengan RC16 dan GP25. Ini memberi kami gambaran yang lebih jelas tentang area yang perlu kami tingkatkan dan semoga membantu kami meningkatkan motor kami,” ungkap rider berusia 26 tahun itu.
Kurangnya traksi adalah masalah yang terus-menerus dialami M1 milik Fabio Quartararo. Namun itu bukanlah satu-satunya kelemahan yang dihadapinya. Menurutnya gapnya terlalu besar untuk bisa diperbaiki secara signifikan, jika hanya dengan menghilangkan satu kelemahan saja. Motornya harus diperbaiki secara menyeluruh. Di saat yang sama, dia menilai bahwa terlalu tipis untuk berharap membuat lompatan besar hanya dengan sedikit pembaruan jika dibandingkan dengan performa rivalnya.
Rider asal Prancis itu menjelaskan, “Saat ini kami tertinggal sekitar 0,6 hingga 0,7 detik dari barisan depan. Tapi mustahil untuk menutup gap 0,5 detik hanya dengan meningkatkan satu aspek motor kami. Kami harus mengatasi beberapa masalah sekaligus, dan kurangnya traksi hanyalah salah satunya. Ditambah lagi dengan kelemahan dalam aerodinamika, elektronik, mesin, dan banyak hal lainnya. Jadi, melakukan perbandingan langsung dengan motor lain sangat membantu untuk memahami dimana letak kekurangan kami!”
Dibandingkan dengan kualifikasi, perilaku M1 sangat sulit dipahami saat balapan. “Saat saya balapan, saya mengharapkan respon tertentu dari motor tetapi itu tidak terjadi. Rasanya seperti kami benar-benar sepenuhnya mengubah motor dari kualifikasi hingga balapan,” ungkap rekan setim Alex Rins itu.
Hal ini juga menjadi masalah dalam sprint race, yang berlangsung dalam kondisi kering. “Saya merasa seperti mengendarai motor di tengah hujan. Bahkan kita bisa melihat dari luar, betapa tegangnya saya,” imbuh Quartararo.
Penyebab masalahnya belum diketahui, sehingga mustahil untuk diselesaikan sebelum race hari Minggu. El Diablo yakin akan kembali menghadapi dilema yang sama dalam race 20 lap pada hari Minggu. “Tidak ada yang bisa dilakukan hanya dalam 1 hari. Ini adalah proses yang akan memakan waktu berbulan-bulan. Kami hanya bisa mengerjakan detail kecil untuk race utama,” pungkasnya.
Mesin V4 Yamaha
Mesin V4 Yamaha yang baru menjanjikan sebuah langkah besar, dengan membawa sasis baru dan aerodinamika baru. Sebuah prototipe V4 baru-baru ini diuji oleh tim uji Jepang selama tes di Brno oleh dua tes rider sekaligus yakni Andrea Dovizioso dan Augusto Fernandez.
Namun mesin terbaru ini belum cukup matang untuk digunakan pada balapan akhir pekan. Quartararo sendiri tidak ikut dalam tes ini. Data relevan yang dapat digunakan para pembalap untuk menyesuaikan motor mereka pada balapan akhir pekan, dibagikan di dalam tim.
Namun menurut Quartararo, menguji lintasan yang baru saja diaspal di Brno tidak sepadan dengan usaha yang harus dikeluarkan. “Saya menolak datang ke sini karena tidak ada gunanya bagi saya! Kondisi saat tes berbeda dengan yang akan kami hadapi pada balapan akhir pekan,” pungkasnya.
