RiderTua.com – Dalam debutnya di Moto3, Maverick Vinales berhasil memenangkan TT Assen pada 2012. Di kelas Moto2 yang hanya diikuti selama 1 tahun, rider Spanyol itu kehilangan kemenangan hanya dengan selisih 0,3 detik dari pemenang pada 2014. Dan pada 2019 ketika membalap di tim pabrikan Yamaha MotoGP, rider berjuluk Top Gun itu merayakan kemenangan TT Belanda di Assen.
Pada edisi ke-100 TT Belanda musim ini, kemenangan disini akan menjadikan Vinales sebagai pebalap MotoGP pertama yang menang untuk 4 pabrikan berbeda (Suzuki, Yamaha, Aprilia dan KTM).
Maverick Vinales : Mengapa Saya Menjadi Pembalap KTM Tercepat? Saya Tidak Punya Jawabannya
Proses adaptasi Maverick Vinales dengan KTM RC16 terbilang cukup cepat jika dibandingkan dengan rekan setimnya Enea Bastianini. Dalam beberapa seri terakhir, rider tim Tech3 itu tampil mengesankan. Bahkan dia tampil kompetitif di Mugello akhir pekan lalu, namun sayangnya posisi ke-4 yang sudah ada didepan mata terpaksa hilang setelah diseruduk Franco Morbidelli.
“Kami berhasil mencapai banyak hal dalam waktu yang singkat. Beberapa balapan terakhir saya sangat kuat, meskipun hasilnya tidak selalu bagus. Namun kami punya potensi. Saya mengharapkan akhir pekan yang sangat bagus di Assen. Jika kami bisa kembali mengeluarkan yang terbaik dari motor dan saya mampu membuat sedikit perbedaan pada motor itu, maka kami pasti bisa bertarung untuk memperebutkan posisi teratas,” tegas Vinales yang saat ini hanya berada di peringkat 11 dalam klasemen itu.
Apa sebenarnya potensi RC16? Mengapa Vinales menjadi pembalap tercepat KTM akhir-akhir ini? “Itu pertanyaan yang sangat bagus tapi saya tidak punya jawaban yang jelas,” jawab rider berusia 30 tahun itu sambil tersenyum.
Lebih lanjut Vinales menjelaskan, “Saya tahu apa saja kelebihan motor itu, tetapi menurut saya yang terpenting adalah mengatasi kelemahannya dengan lebih baik. Salah satunya adalah kemampuan menikung. Saya rasa melalui proses belajar, saya mampu menyesuaikan gaya balap agar lebih cocok dengan karakter motor. Saya mampu menerapkannya di Mugello. Posisi saya di atas motor dan cara saya mengerem, semuanya merupakan kombinasi. Tetapi sekarang saya mampu mengikuti kecepatan para pembalap terdepan.”
