RiderTua.com – Pedro Acosta mengungkapkan bahwa Mugello merupakan trek dimana KTM bisa memamerkan top speednya yang luar biasa. Selain letak lokasinya yang indah, trek ini memiliki tikungan-tikungan mengalir dan zona pengereman menurun. Namun ini juga merupakan trek yang ‘kejam’ terhadap kesalahan. Salah sedikit saja bisa berakibat fatal. Fabio Quartararo dan Somkiat Chantra sudah merasakan hal ini, terutama dalam time attack yang sangat penting. Beruntungnya mereka berdua lolos tanpa cedera yang serius.
Terutama tikungan 1 yang sedikit menanjak di zona pengeremannya. “Itu jelas salah satu tikungan paling berbahaya di seluruh kalender balap dan tempat paling mudah untuk membuat kesalahan,” ujar Acosta.
Pedro Acosta : Tikungan 1 Mugello Paling Berbahaya di Seluruh Kalender Balap
KTM yang memegang rekor top speed di Mugello juga mengalami hal yang sama. “Di ujung lintasan lurus yang panjang, para pembalap melaju ke tikungan ini dengan sangat cepat tanpa bantuan aerodinamika motor, kami akan mengalami lebih banyak masalah dalam mengerem motor. Jika ingin menyalip di lintasan ini, sebaiknya dilakukan di bagian lintasan yang lain. Karena jika melakukan kesalahan di sini, itu akan berakibat serius,” ungkap Pedro Acosta.

Secara umum Mugello sangat cocok untuk KTM. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pembalap RC16, kali ini Maverick Vinales berhasil memimpin time sheet pada sesi Jumat sore. Pembalap Tim Tech3 itu membukukan lap tercepatnya dengan motor yang dilengkapi dengan suku cadang baru yang pertama kali diuji selama tes di Aragon. Sebaliknya, Acosta tidak dibekali dengan suku cadang baru tersebut yang digambarkan Vinales sebagai sebuah peningkatan.
Meskipun tanpa suku cadang baru tersebut, awal balapan akhir pekan Acosta di Mugello cukup menjanjikan. “Apa pun bisa terjadi dalam balapan. Namun, itu tergantung pada posisi kami di grid start,” ujar rider berusia 21 tahun itu yang mencatatkan waktu tercepat ke-8 lebih lambat 0,466 detik dari Vinales, sehingga berhasil langsung lolos ke Q2.
Cuaca panas membantu para pebalap KTM, bahkan perannya lebih besar daripada trek lurus panjang di mana tenaga mesin RC16 bisa dimaksimalkan. “Saat disini cuaca benar-benar panas, aspal menjadi kurang mencengkeram. Tahun lalu, suhu trek 25 derajat lebih dingin dan itu tidak cocok untuk motor kami. Lay out dan panas tahun ini justru membantu motor kami. Cuaca panas menyulitkan para pebalap, terutama saat slipstream di belakang pebalap lain. Top speed hanya benar-benar berperan di satu bagian lintasan. Itu membantu, tetapi tidak menentukan,” ungkap Acosta.
Saat ini Acosta berada di peringkat 8 dan menjadi pebalap KTM terbaik di klasemen. Rider asak Murcia Spanyol itu hanya tertinggal 3 poin di belakang Marco Bezzecchi (Aprilia).