RiderTua.com – Pecco Bagnaia hanya mampu finis ke-12 dalam sprint race di Aragon. Jelas ini mengejutkan sekaligus menggarisbawahi bahwa rider Ducati Lenovo itu benar-benar bermasalah dengan Desmosedici miliknya. Namun hebatnya, dalam main race hari Minggu Pecco berhasil naik podium setelah finis ke-3. Ini menunjukkan bahwa pabrikan asal Borgo Panigale itu tidak hanya omong kosong dalam membantu rider asal Turin Italia itu kembali ke performa kuatnya.
Perubahan besar hanya dalam semalam. “Perubahan yang sangat cepat pada hari Minggu. Duelnya melawan Pedro Acosta membuktikan bahwa feelnya pada bagian depan motor telah kembali. Dalam beberapa balapan terakhir, dia tidak akan mampu melakukannya sebelum menemukan perbaikan. Kita bisa melihat hal ini sebagai awal dari kebangkitan Pecco. Meskipun agak terlambat karena dia sudah tertinggal 93 poin dari Marc Marquez. Pada 2022 dia berhasil membalikkan defisit 91 poin, tetapi saat ini dia menghadapi situasi yang berbeda. Semoga saja, sekarang kita bisa melihat Pecco yang sebenarnya muncul, yang memang kita inginkan,” ujar Lewis Duncan.
Pengamat : Perubahan Mentalitas Pecco Bagnaia Sangat Bagus
Jordan Moreland memuji perubahan mentalitas Pecco Bagnaia. “Balapan yang sangat bagus. Dari segi kepercayaan diri, sebelumnya dia hanya finis di posisi ke-12 dalam sprint. Itu adalah titik terendahnya. Bahkan Jack Miller mengatakan bahwa gaya balap Pecco benar-benar berubah total,” ujarnya.

Moreland melanjutkan, “Saya tidak ingin terlalu terburu-buru untuk menyimpulkan bahwa dia sudah benar-benar tertinggal. Itu adalah titik awal. Setidaknya Pecco Bagnaia bukan Ducati keempat atau kelima sekarang. Perubahan mentalitasnya sangat bagus. Perlu kekuatan besar untuk bangkit kembali dari sprint race yang buruk.”
Lewis Duncan menambahkan, “Kita pernah melihat performa pasang surut dari Pecco di Aragon, jadi hasil yang bagus bersumber dari kepercayaan diri. Dia lebih lambat 0,12 detik dari Marc Marquez yang memang tidak akan membuatnya menang di race utama tetapi lebih baik dari sebelumnya. Ini akan menjadi modal positif menjelang dua seri berikutnya yang menjadi basis kuat bagi Pecco yakni Mugello dan Assen, dimana dia sering mendominasi disana.”
“Namun dia realistis, dia tidak berekspektasi bisa mengulang dominasi tersebut tahun ini. Tetapi yang menjadi kekhawatiran untuk dua balapan berikutnya adalah, tahun ini Pecco justru gagal meraih hasil apaik di trek yang menjadi kekuatannya. Secara teori, seharusnya ada kemajuan. Secara keseluruhan berdasarkan semua yang telah kita lihat, ini adalah langkah maju pertama yang nyata bagi Pecco musim ini,” imbuh Duncan.

Bagnaia tertinggal 93 poin dari pemimpin klasemen sekaligus rekan setimnya Marc Marquez. Mungkin kini gelar dunia MotoGP 2025 berada di luar jangkauannya. Namun rider berusia 28 tahun itu memasuki beberapa balapan berikutnya di Mugello dan Assen, dengan harapan untuk menemukan kembali performa kuatnya seperti dulu untuk menghambat upaya Marquez dalam meraih gelar dunia MotoGP 2025.
pd thn 2022 rival pecco taro n taro bagus di awal musim n di tambah pabrikan lain pada masih angin”an.
jd klo thn ini rival pecco marquez, siapa yg tdk tahu marquez kecuali agostaik, jgn kan pecco guru pecco rosi aja di libas kga bs bls jd intinya motor pecco mau di otak atik apapun pecco tdk akan bs mengalahkan marc marquez tanpa ada insiden n di tim yg sama.