RiderTua.com – Mobil listrik seharusnya bisa menjadi solusi untuk mengurangi emisi karbon, sehingga makin banyak produsen yang menghadirkan mobil jenis ini. Namun masih ada sejumlah kekhawatiran dari konsumen, seperti ada yang masih dijual dengan harga mahal sampai perawatannya yang rumit. Selain itu, harga bekasnya disebut anjlok dan itu menjadi sesuatu yang cukup mengkhawatirkan.
Mobil Ramah Lingkungan Bekas Mulai Bermunculan
Sudah cukup lama mobil ramah lingkungan dijual di Indonesia, dan memang seharusnya model bekasnya sudah tersedia di pasarnya. Namun itu baru terlihat setelah makin banyak model anyar yang ditawarkan di pasarnya, dan ini tidak hanya berlaku untuk mobil hybrid saja, tetapi juga listrik. Malah mobil listrik yang ternyata mengalami penurunan harga bekas secara drastis.
Seperti harga Hyundai Ioniq 5 yang turun 55 persen, dari Rp 844,6 juta menjadi Rp 460 juta, kemudian Wuling Air EV turun 51,75 persen, sehingga harga bekasnya mencapai Rp 155 juta saja. Penurunan harga bekas ini tentu mengkhawatirkan, karena mobil konvensional biasanya hanya turun sekitar 12 atau 15 persen saja. Ada sejumlah penyebab dari anjloknya harga mobil BEV di Indonesia ini.

Masih Kurang Aman?
Salah satu diantaranya yaitu mobil listrik masih dianggap kurang aman oleh masyarakat Indonesia, karena baterainya yang disebut mudah terbakar, terlebih komponen ini yang paling mahal harganya. Memang ada sejumlah kasus mobil BEV yang terbakar, tapi itu terjadi karena sejumlah penyebab, dan kebanyakan karena degradasi baterai. Biaya penggantiannya juga tidak sedikit, sehingga menyebabkan banyak orang masih belum mau membeli mobil BEV bekas.
Walau demikian, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Amerika Serikat, dimana harga BEV disana juga turun bebas. Tapi ini terjadi karena insentifnya yang sudah tidak diberlakukan lagi.