Home MotoGP Honda : Musim 2024 Adalah Titik Terendah Kami!

    Honda : Musim 2024 Adalah Titik Terendah Kami!

    Johann Zarco
    Johann Zarco

    RiderTua.com – Untuk pertama kalinya dalam 2 tahun terakhir, Honda berhasil memenangkan balapan di GP Prancis berkat Johann Zarco. Ini merupakan kemenangan pertama sejak ditinggal Marc Marquez. Perombakan besar yang dilakukan HRC (Honda Racing Corporation) lahir dari musim 2024 yang buruk (peringkat terakhir dalam klasemen konstruktor MotoGP), akhirnya membuahkan hasil.

    Tobikaru Tsukamoto (kepala departemen pengembangan dan balap motor Honda) mengatakan, “2024 adalah titik terendah kami. Sekarang kami merasa sangat percaya diri. Singkatnya, kami memulai dari awal lagi. Kami memperkenalkan berbagai spesifikasi mesin dan saya tidak tahu berapa kali kami mengganti sasis. 2024 adalah musim di mana kami benar-benar fokus pada perubahan. Dan kami tahu itu akan menyebabkan sedikit kekacauan di lapangan.”

    Honda : Musim 2024 Adalah Titik Terendah Kami!

    Kemenangan Johann Zarco diraih berkat strategi tepat dalam kondisi cuaca yang berubah-ubah di Le Mans. “Kami yakin balapan kali ini hujan, jadi strategi kami termasuk pemilihan ban berhasil dan kami mampu menang. Sangat menyenangkan setelah mengalami banyak kesulitan hingga saat ini,” imbuh Tsukamoto.

    Sejak akhir musim lalu, performa Honda terus meningkat. Tahun ini, pabrikan berlogo sayap emas itu berhasil mencetak poin di setiap balapan dan naik dari peringkat terakhir ke peringkat 2 dalam klasemen konstruktor.

    Luca Marini - Joan Mir
    Luca Marini – Joan Mir

    Tsukamoto menjelaskan, “Kami sekarang berada dalam posisi untuk bersaing secara keseluruhan. Baik tim pengembangan maupun orang-orang di lapangan kesulitan, tetapi mereka terus menatap ke depan. Namun, secara mental bagi mereka pasti sangat sulit untuk terus maju karena belum juga membuahkan hasil. Tahun lalu adalah musim di mana kami menetapkan langkah pertama dalam perkembangan, meskipun sempat goyah.”

    Menurut Tsukamoto, dibandingkan dengan musim lalu RC213V versi 2025 berhasil meningkat sekitar 1 detik per lap. “Jika mendapatkan spesifikasi mesin yang tepat, kita dapat meningkatkan catatan waktu. Namun untuk meningkat hingga 0,3 detik, kita harus mengubah semua elemen mulai dari suspensi, bodi, set-up mesin, dan kontrol sehingga bisa memangkas 0,1 detik setiap lapnya. Terkadang kita dapat meningkatkan banyak hal dengan satu gebrakan, tetapi itu tidak mudah. Selain itu persaingan juga terus berkembang, jadi tidak akan pernah semudah membalikkan telapak tangan,” jelas bos asal Jepang itu.

    Salah satu kelemahan utama RC213V dibandingkan pabrikan Eropa adalah aerodinamika. “Di MotoGP, efektivitas aerodinamika dipengaruhi oleh postur pembalap, keseimbangan beban, dan tingkat suspensi. Jika didorong terlalu keras, itu dapat menimbulkan efek sebaliknya. Selain itu, perilaku aerodinamis saat motor bersandar sangat sulit direproduksi bahkan di wind tunnel atau simulasi,” jelas Tsukamoto.

    Tsukamoto melanjutkan, “Sekarang kami juga menggunakan wind tunnel HRC Sakura untuk memajukan pengembangan, tetapi operasi skala penuh belum dimulai. Saat ini kami dalam tahap persiapan, namun kami menantikan berbagai kemungkinan untuk masa mendatang. Ini akan berlanjut selama beberapa tahun. Itulah sebabnya kami meletakkan dasar untuk pengembangan yang cukup akademis, termasuk analisis akademis.”

    Pada 2027 mendatang, konfigurasi mesin berkurang dari 1000cc menjadi 850cc dan akan ditetapkan aturan baru pada winglet. Namun Honda yakin aero akan terus memainkan peran penting di MotoGP. Tsukamoto mengungkapkan, “Peraturan akan berubah secara signifikan pada 2027 dan bentuk sayap akan dibatasi secara signifikan. Dengan kata lain, peningkatan aerodinamis yang telah dicapai sejauh ini akan dipotong. Itulah sebabnya lingkungan yang memungkinkan simulasi aerodinamis yang akurat akan menjadi keunggulan kompetitif di masa mendatang.”

    Luca Marini - Joan Mir - Johann Zarco
    Luca Marini – Joan Mir – Johann Zarco

    Sistem aerodinamika MotoGP yang rumit membuat target para teknisi dan pembalap terus berubah. “Ada banyak sekali data. Namun, kita hanya dapat memahaminya dengan melihat insting dan perilaku pembalap di lintasan. Wind tunnel, simulasi, dan pendapat pembalap, kami harus mampu menghubungkan semua ini kedepannya,” ujar Tsukamoto.

    Selain itu, Tsukamoto juga menekankan bahwa kehadiran Honda di MotoGP bukan hanya tentang perburuan trofi. “Tahun depan akan menandai ulang tahun ke-60 Honda dalam berpartisipasi di kelas tertinggi balap motor jalan raya. Meskipun ada beberapa celah di antaranya, kami selalu terus menghadapi tantangan baru. Menurut saya, sangat berarti bagi perusahaan untuk menunjukkan sikap seperti itu kepada pelanggan kami,” ujarnya.

    Tsukamoto menambahkan, “Menurut saya, ini adalah kesempatan untuk menyampaikan pesan kepada pelanggan kami bahwa Honda selalu menantang dirinya sendiri untuk menjadi yang terbaik. Bukan hanya hasil, tetapi melihat sikap pantang menyerah kami yang menunjukkan karakter unik Honda. Ini punya makna yang sangat besar. Dan MotoGP tetap menjadi ajang pembuktian yang penting. Baik teknologi maupun manusia, semua diasah dalam balapan. Kecepatan pengembangan, respons di tempat, dan feed back/umpan balik, semuanya diasah dalam kondisi ekstrem.”

    Untuk pertama kalinya, pembalap Prancis menang di Le Mans sejak 1954 silam (Pierre Monneret). Selain itu kemenangan Zarco juga menghentikan kemenangan beruntun Ducati musim 2025. “Le Mans sangat istimewa. Ribuan penggemar datang dan euforia-nya luar biasa. Bahkan di area perkemahan, saya kerap disapa oleh penggemar yang mengenakan topi Honda. Bahkan saat mereka sedikit mabuk! Saya menghargai gairah itu. Johann Zarco adalah pahlawan sejati. Sorak-sorai memenuhi seluruh sirkuit,” ujar Tsukamoto sambil tertawa.

    Dua pekan kemudian, Zarco berhasil naik podium di Silverstone setelah finis ke-2 di belakang pemenang Marco Bezzecchi (Aprilia). Setelah 7 seri musim 2025, Honda bertahan di peringkat 2 dengan mengumpulkan 110 poin. Dibandingkan dengan musim 2024 jelas sangat jauh. Tahun lalu pabrikan motor terbesar di dunia itu menyelesaikan musim 2024 dengan perolehan 75 poin.

    © ridertua.com

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini