RiderTua.com – Sejauh ini BYD masih menjadi salah satu merek mobil unggulan di Negeri Tirai Bambu, dan ini jelas terlihat dari lini produknya yang begitu beragam. Namun karena produknya masih belum banyak menjangkau konsumen, mereka kemudian menurunkan harga mobilnya. Tapi apa yang dilakukannya ini justru membuat kompetitor di pasarnya ketar-ketir, karena ini justru menimbulkan perang harga.
Harga Mobil BYD Diturunkan di Negeri Tirai Bambu
Bahkan untuk merek yang dikenal sebagai produsen mobil listrik di pasar global, sebenarnya mereka tidak hanya terkenal dengan model jenis ini saja. Mereka juga menawarkan banyak mobil PHEV (plug-in hybrid), itupun penjualannya sangat laris di kampung halamannya. Tidak heran mengapa mereka menjadi salah satu pemimpin penjualan mobil disana.
Karena makin banyak produsen yang menawarkan mobil dengan harga terjangkau, BYD kemudian menurunkan harga mobilnya. Disebutkan penurunan harga ini terlihat jelas dari Seagull, yang harganya kini menjadi Rp 126 jutaan. Kalau di Indonesia, banderol tersebut sudah menjadikannya lebih murah dari LCGC yang dijual saat ini.
Dampak Buruk Perang Harga
Tapi dengan apa yang dilakukannya ini sudah membuat resah produsen mobil di sana, termasuk Great Wall Motor (GWM). Mereka memperingatkan jika perang harga ini sudah membuat merek seperti Neta terseok-seok karena kalah saing dari produsen lainnya yang menawarkan mobil dengan harga lebih murah. Dengan makin banyaknya merek baru, maka peluang mereka kalah saing dari merek ternama bisa lebih besar lagi kalau tidak bisa bersaing.
Di Indonesia, ketiganya masih nampak berjualan mobil seperti biasa, meski entah apa yang akan terjadi pada Neta untuk ke depannya. Sebab nasibnya yang tidak pasti di Negeri Tirai Bambu membuat mereka kesulitan untuk melunasi hutangnya yang menumpuk. Sementara Neta masih akan tetap merakit mobilnya disini.
