RiderTua.com – Gigi Dall’Igna selaku general manajer Ducati Corse menegaskan bahwa kesulitan yang dihadapi Pecco Bagnaia musim 2025 ini bukanlah hal sepele. Dia juga menekankan bahwa pentingnya analisis mendalam terhadap data dan situasi, termasuk bagaimana Pecco yang mengawali dengan baik tapi kembali mengalami nasib buruk di Silverstone.
Sebelumnya Pecco Bagnaia gagal mencetak poin di MotoGP Prancis dan kemudian tersingkir dari main race di Silverstone. Hasil dari dua seri terakhir yang mengecewakan, dengan jelas menunjukkan bahwa juara dunia 3 kali itu benar-benar berada di titik terendahnya untuk pertama kalinya sejak format sprint dimulai pada 2023. Saat ini Pecco tertinggal 72 poin dari pemuncak klasemen sekaligus rekan setimnya Marc Marquez.
Pecco Bagnaia Mimpi Terlarang Yamaha untuk Musim 2026
Gigi Dall’Igna menegaskan, “Tidak ada alasan, setiap orang harus melakukan bagiannya dan setiap orang harus merasa sepenuhnya bertanggung jawab, bekerja sama untuk memecahkan masalah dan memperbaiki, beroperasi seperti tim dengan pengetahuan tentang kekuatan kami dan dengan kerendahan hati.”

Dall’Igna mengakui bahwa rival-rival mereka yakni Yamaha, Honda, Aprilia dan KTM semakin menunjukkan kemajuan dan kembali kompetitif. Namun insinyur asal Italia itu melihat hal ini sebagai hal yang positif dan menjadi dorongan agar Ducati tidak lengah dan terus berkembang.
Dalam dua seri terakhir, main race dimenangkan oleh pembalap non-Ducati. Johann Zarco menang di GP Prancis untuk Honda, sementara Aprilia menang di GP Inggris berkat Marco Bezzecchi. Bahkan Fabio Quartararo dari Yamaha meraih tiga pole position berturut-turut mengakhiri rentetan raihan pole position dari Marc Marquez yang selalu mendominasi dalam 5 seri pertama.
Luigi Dall’Igna menjelaskan, “Dengan 11 pemenang berbeda dalam 11 tahun terakhir, Silverstone menegaskan semua ketidakpastiannya ditambah lagi dengan red flag, angin kencang, tabrakan, kesalahan teknis, dan restart. Sebuah balapan yang menegangkan dengan banyak kejutan dan perubahan alur, di mana seluruh posisi pembalap terus berubah beberapa kali, baik karena pergantian pemimpin balapan atau aksi comeback yang seru dari para pembalap yang berada di lini belakang.”
Dall’Igna menambahkan bahwa bagi Ducati, main race hari Minggu adalah balapan yang agak rumit, tidak biasa, tentu saja tidak brilian, dan dengan penampilan yang biasa saja.

Dall’Igna mengatakan, “Tetap saja, penampilan Marc Marquez patut diapresiasi yang sempat kesulitan tetapi masih mampu membalikkan keadaan dengan aksi comeback yang membawanya ke posisi ke-3. Dalam situasi ini, hasil yang diraihnya sangat berarti mengingat dia sempat crash pada start pertama. Dia beruntung mendapat kesempatan lagi pada start kedua.”
“Bagaimanapun, ini adalah comeback yang luar biasa. Sama sekali bukan kesimpulan yang sudah pasti, juga tidak mudah dicapai di mana dia menyatukan antara tekad bak seorang veteran yang kelelahan dan kegigihan seorang pemula,” pungkas insinyur berusia 59 tahun itu.
Ducati tetap mendukung Pecco Bagnaia sepenuhnya, tetapi itu tidak menghentikan rumor di Italia bahwa Yamaha menganggap murid Valentino Rossi itu sebagai ‘mimpi terlarang’ untuk 2026.
jujur saya sangat tdk kuwatir tentang rival”nya yg bangkit dari keterpurukan, krn mm93 udh terbiasa kalah motor tp mm93 tetap bs mnjd juara dunia meskipun itu sulit.