RiderTua.com – Pedro Acosta finis di posisi ke-6 pada main race di MotoGP Silverstone. Di garis finis, pembalap Red Bull KTM itu tertinggal 1 detik di belakang Alex Marquez yang finis ke-5 dan kalah 7,109 detik di belakang pemenang Marco Bezzecchi. Namun di matanya, apa yang diraihnya di seri ke-7 musim ini di Inggris hanyalah sebuah keberuntungan.
“Saya tidak ingin datang ke lintasan balap hanya untuk membakar bahan bakar lagi. Saya ingin bertarung di depan,” tegas Acosta dengan nada kesal.
Pedro Acosta : Saya Tidak Terima, Saya Tidak Bisa Menunggu Lebih Lama Lagi
Sebenarnya finis ke-6 adalah hasil yang cukup menggembirakan, mengingat posisi start yang sama sekali tidak ideal yakni dari posisi ke-14 di grid. Hari dimana Pedro Acosta merayakan ulang tahunnya yang ke-21, dia justru kembali merasa frustrasi karena kurangnya akselerasi.

“Seperti saat sprint, traksi saya terlalu rendah saat keluar dari tikungan yang menyebabkan saya kehilangan akselerasi yang signifikan di lintasan lurus. Sangat melelahkan saat kita terus-menerus kesulitan untuk mengerem dan bekerja keras dengan cengkeraman, hanya untuk kembali kehilangan semua itu saat akselerasi,” jelas rider berjuluk Hiu Mazarron itu.
Dengan masalah traksi ini, Acosta tidak lagi mau mentolerir lagi. “Saya tidak punya kesabaran lagi dan saya tidak bisa menerima ini. Saya butuh dukungan dari pabrik sekarang. Saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ada kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidup, dan saya tidak akan menunggu seumur hidup untuk menjadi juara dunia di kelas ini,” tegas rookie sensasional pada 2024 itu.
Meski begitu, Acosta sadar bahwa dia harus memenuhi komitmen terhadap kontrak yang sudah ditandatanganinya. “Faktanya saya memiliki kontrak tahun ini dan tahun depan, saya benar-benar masih percaya pada proyek ini. Meski demikian, saya harus berbicara dengan jelas dan meminta dukungan dari pabrik. Menurutku KTM melihat hal ini dengan cara yang sama. Ini adalah pabrikan yang unggul dan mereka memiliki banyak peluang. Namun sekarang semuanya tergantung pada mereka,” imbuh rider asal Murcia Spanyol itu.

Penderitaan Acosta bertambah karena tingkat persaingan sekarang jauh lebih ketat dari sebelumnya terutama dari dua pabrikan Jepang yang kini mulai bangkit. Dalam kualifikasi GP Inggris, 3 Yamaha dan 1 Honda berada di depan Acosta. Dia yakin keberhasilan mereka sebagai suatu kebetulan. “Persaingannya jauh lebih ketat. Yamaha memiliki sasis baru yang digunakan Fabio untuk menang,” pungkas Acosta.
Tidak dapat disangkal, performa KTM jeblog musim ini. Setelah menempati peringkat 2 dalam klasemen konstruktor tahun lalu, kini pabrikan asal Austria itu turun ke peringkat 4 setelah 7 seri pertama musim 2025. Dalam klasemen pembalap, Acosta menjadi pembalap KTM terbaik dengan menempati peringkat 9 tertinggal hanya 1 poin di belakang Fabio Quartararo.