Home MotoGP Presiden IRTA Herve Poncharal Mengundurkan Diri, Ini Calon Penggantinya

    Presiden IRTA Herve Poncharal Mengundurkan Diri, Ini Calon Penggantinya

    Herve Poncharal
    Herve Poncharal

    RiderTua.com – Herve Poncharal adalah salah satu tokoh penting di Kejuaraan Dunia Balap Motor karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di paddcok. Pada 1990 dia mendirikan tim Tech3 bersama teknisi berbakat Guy Coulon. Selama 35 tahun tim ini malang melintang di dunia balap motor dan pada 2001 tim Tech3 berkompetisi penuh di kelas utama. Tim asal Prancis itu menjadi tim tertua yang masih aktif di paddock MotoGP hingga sekarang.

    Poncharal bukan hanya dikenal sebagai pemilik tim namun juga dikenal sebagai komunikator ulung di MotoGP. Sejak awal keterlibatannya, tidak hanya memperjuangkan kepentingan timnya sendiri namun dia juga memperjuangkan kepentingan semua tim di paddock. Pada era 1990-an, salah satu hal yang dianggap sepele namun sangat penting adalah memperbaiki kondisi kerja antara pembalap dan tim.

    Presiden IRTA Herve Poncharal Mengundurkan Diri, Ini Calon Penggantinya

    Poncharal sering berdiskusi dengan Carmelo Ezpeleta, yang sejak 1992 menjadi tokoh utama di balik organisasi dan komersialisasi MotoGP sebagai CEO Dorna Sports (penyelenggara MotoGP). Poncharal sebagai penyambung suara tim-tim kepada manajemen tertinggi MotoGP.

    IRTA (International Road Racing Teams Association) didirikan oleh Mike Trimby pada 1986, memiliki misi untuk melindungi hak dan kepentingan tim serta pembalap. Kini peran IRTA semakin penting, yang dulunya hanya sebagai perwakilan tim yang bersifat simbolis kini menjadi salah satu elemen penting dalam mengambil keputusan bersama Dorna dan FIM.

    Situasi di MotoGP yang dulunya berpotensi penuh konflik, kini berhasil berkembang menjadi kerjasama yang kuat dan terorganisasi dengan baik. IRTA bersama dengan FIM (Federation International of Motorcyles) dan MSMA (Motorcyles Sports Manufactures Association) mengatur semua urusan dan kepentingan di MotoGP. Berkat dedikasi dan pengaruh positifnya, Poncharal terpilih sebagai Presiden IRTA pada 2005. Di bawah kepemimpinannya, IRTA berkembang menjadi organisasi profesional yang kuat untuk membantu menyatukan suara tim-tim agar tidak kalah dari kekuatan pabrikan dan penyelenggara.

    Herve Poncharal
    Herve Poncharal

    Selama dua dekade, tidak ada perdebatan atau kontroversi mengenai kepemimpinan Poncharal. Pria berusia 68 tahun itu terkenal sebagai sosok yang rendah hati, tidak haus kekuasaan dan tidak menggunakan jabatannya sebagai Presiden IRTA untuk kepentingan pribadi atau timnya sendiri dan sebagai alat kekuasaan.

    Poncharal mengatakan, “Presiden, kedengarannya sangat ‘WOW’ daripada yang sebenarnya. Pada akhirnya, ini semua tentang menjadi perwakilan yang kredibel dari semua tim. 20 tahun adalah waktu yang sangat lama dan sangat tidak biasa bagi seseorang untuk menjabat selama itu.”

    “Di satu sisi, agar struktur demokrasi selalu dapat berubah. Itulah sebabnya saya tidak pernah terpaku pada peran Presiden IRTA. Ketika meeting, saya beberapa kali menawarkan posisi saya dan juga mendorong anggota komisi tim lainnya untuk maju menggantikan saya. Jawabannya selalu sama, ‘Herve teruskan! Jadi tidak pernah ada nama lain yang muncul ketika ada pemilihan presiden,” ungkap Poncharal.

    Poncharal juga menjelaskan bahwa selama gelaran MotoGP di Argentina, ada diskusi awal sebagai persiapan untuk rapat umum IRTA pada bulan Mei di Silverstone yang juga akan mencakup pemilihan presiden. Dalam diskusi tersebut, pabrikan yang tergabung dalam MSMA kemudian mengajukan pertanyaan, ‘apakah ada wajah baru yang menjabat sebagai presiden IRTA?’

    Herve Poncharal
    Herve Poncharal

    Alih-alih mempertahankan jabatannya secara defensif, Poncharal justru memanfaatkan kesempatan itu untuk kembali menawarkan posisinya secara terbuka. Dia juga meminta para anggota untuk mengajukan calon baru. “Namun sekali lagi, tidak ada inisiatif. Setelah masa refleksi dan konsultasi dengan Carmelo Ezpeleta yang selama ini menemani dan menginspirasi saya, saya mengusulkan sendiri seorang pengganti yakni pemilik tim LCR Lucio Cecchinello,” tegas Bos Tim asal Prancis itu.

    Terkait usulannya tersebut Poncharal menjelaskan, “Selain memiliki tim tertua kedua di paddock setelah Tech3 dan dia juga mantan pembalap profesional, gaya kerja dan perjalanan karir Lucio mirip dengan saya. Dia memiliki tim di semua kelas dan memiliki jaringan relasi yang kuat. Dia tahu semua aspek dunia balap dan merupakan pemilik tim terlama.”

    Bagaimana reaksi Cecchinello ketika ditunjuk sebagai kandidat presiden IRTA yang baru? “Awalnya Lucio hanya diam, tetapi tidak menolak. Setelah berdiskusi dengan saya dan Carmelo, dia setuju. Jadi saya mengganti nama saya dengan namanya dalam daftar kandidat,” jawab pemilik tim Tech3 itu.

    Poncharal menegaskan, “Saat ini dia satu-satunya dalam daftar kandidat. Tetapi mungkin kandidat lain akan maju sebelum batas waktu 21 Mei. Satu hal yang pasti, saya akan mengundurkan diri dari jabatan ini. Saya mungkin akan menangis, tetapi ini saat yang tepat untuk perubahan ini.”

    BTW, jika tidak ada kandidat lain yang maju dalam forum asosiasi tim, pabrikan, dan Komisi Balap dalam beberapa hari mendatang untuk mewakili asosiasi tim, Lucio Cecchinello dapat dipilih sebagai Presiden IRTA yang baru pada rapat umum mendatang menjelang GP Inggris.

    TINGGALKAN BALASAN

    Silakan masukkan komentar Anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini