RiderTua.com – Menurut Carlo Pernat (seorang senior di paddock MotoGP yang memiliki banyak pengalaman dengan dinamika dan kontrak pembalap), Pedro Acosta akan menjadi ‘pusat’ dari pasar pembalap di masa depan bukan Fabio Quartararo. Dan dia memperkirakan bahwa El Diablo akan tetap setia di Yamaha ‘selamanya’.
Seperti diketahui, saat ini Quartararo diikat dengan kontrak oleh Yamaha di MotoGP setelah menandatangani kesepakatan jangka panjang tahun lalu. Untuk mempertahankan pembalap asal Prancis itu, Yamaha harus merogoh kocek yang cukup dalam yakni mencapai 12 juta Euro (Rp 227 miliar) per musim untuk menggajinya.
Carlo Pernat : Fabio Quartararo akan Sulit Meninggalkan Yamaha
Sejak memenangkan gelar dunia MotoGP 2021, daya saing Fabio Quartararo dan Yamaha menurun drastis. Meskipun ada tanda-tanda peningkatan, namun pabrikan berlogo garpu tala itu belum mampu bersaing untuk memenangkan balapan apalagi kejuaraan.

Carlo Pernat mengatakan, “Saya rasa, jauh lebih sulit bagi Fabio untuk meninggalkan Yamaha. Pertama, karena jika Ducati punya tempat kosong maka Acosta-lah yang akan dipertimbangkan terlebih dulu mengingat usianya yang jauh lebih muda. Kedua, karena 2 tahun lalu Quartararo sudah membuat pilihan untuk tetap bersama Yamaha dan mungkin hari ini dia berada dalam posisi untuk tetap berkomitmen pada keputusannya itu.”
“Meskipun sekarang Yamaha sedang kesulitan, tidak masuk akal jika mereka tidak mampu bangkit. Tetapi KTM punya kasus yang berbeda, mereka lebih cepat dalam pengembangan namun mereka tidak punya sejarah dan stabilitas seperti Yamaha. Yamaha akan kembali kompetitif dan Fabio akan menjadi bagian dari dari kebangkitan itu,” tegas Pernat.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kini KTM mundur dari status mereka sebagai penantang utama Ducati. Di sisi lain, Yamaha mulai merangkak maju pada musim 2025. Adanya Pramac sebagai tim satelit juga membantu pengembangan Yamaha, karena kini mereka memiliki 4 pembalap di grid MotoGP sehingga mendapatkan data yang lebih banyak.
Quartararo kembali menunjukkan kemampuannya. Rider yang baru saja berulang tahun ke-26 tahun itu berhasil menempati posisi ke-3 dalam kualifikasi kemudian finis ke-5 dalam sprint dan finis ke-7 dalan race utama di MotoGP Qatar.

Tak hanya Yamaha, Honda yang juga terpuruk selama beberapa musim terakhir mulai meningkat. “Awalnya saya memperkirakan Yamaha lebih cepat membuat kemajuan daripada Honda, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Johann Zarco melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan RC213V. Joan Mir dan Luca Marini melakukan pengembangan bersama Zarco,” ujar Pernat.
Mantan manajer Valentino Rossi dan Enea Bastianini itu menambahkan, “Sebaliknya, jujur di Yamaha hanya mengandalkan Fabio Quartararo karena Alex Rins punya masalah dari segi fisik. Pramac juga cukup membantu dan saya perkirakan setidaknya Jack Miller bisa mendukung mereka.”
Saat ini Yamaha menempati peringkat 5 atau terakhir dalam klasemen konstruktor, sementara Honda secara mengejutkan berada di peringkat 2 dan menjadi pesaing utama dari dominator Ducati. KTM berada di peringkat 4 kalah dari Aprilia yang menempati peringkat 3.