RiderTua.com – Kedatangan Marc Marquez di tim resmi Ducati mendapat banyak sorotan, terutama yang menarik pendapat dari pengamat atau media.. Yang menggelitik adalah adanya pendapat bahwa: “Di balik performa hebat Marquez terdapat sisi gelap, tak terlukiskan, dan mengganggu…”, dilihat kalimatnya ada sisi negatifnya bagi Ducati dengan bergabungnya Marc ke pabrikan Italia itu..
Kedatangan Marc Marquez, Pengembangan Ducati Akan Seperti Honda

Adalah Nobuatsu Aoki, mantan pebalap MotoGP, membuat analisis yang sangat rinci tentang bergabungnya Marc Marquez ke tim merah. Saat ini Aoki menjadi kontributor utama untuk media Jepang Young Machine. Dalam salah satu artikel terbarunya, Aoki menulis refleksi menarik tentang Marc Marquez, dan bagaimana pebalap itu dapat menyebabkan kebingungan dalam pengembangan Ducati.
“Saya merasa bahwa di balik performa hebat Marquez terdapat sisi gelap, tak terlukiskan, dan mengganggu. Francesco Bagnaia tampaknya memiliki keraguan tentang Desmosedici GP25 baru (GP24.9) yang digunakan oleh tim resmi Ducati,” katan Nobuatsu memulai.
GP25 Motor Sulit
Nobuatsu Aoki juga mengatakan bahwa GP25 (GP24.9) adalah motor yang sulit. Ia menjelaskan hal ini dengan analisis terperinci.. “Ini terutama masalah pengereman mesin (engine brake). Untuk meningkatkan performa mesin, Desmosedici GP25 (GP24.9) terbaru telah secara drastis mengurangi kehilangan gesekan (kehilangan daya karena hambatan gesekan). Namun, semakin banyak gesekan yang dihilangkan, semakin lemah pengereman mesin(engine brake), dan tampaknya Pecco Bagnaia tidak mendapatkan pengereman mesin ideal yang dicarinya. Untuk mengatasi masalah ini, GP25 (GP24.9) menyesuaikan inersia dengan menyesuaikan bobot roda gila (flywheel). Ini menawarkan keseimbangan yang baik antara efek daya dorong dan pengereman mesin. Ini adalah versi yang tidak mencolok yang dikenal sebagai ‘GP24.9,’ yang bukan model terbaru atau tahun lalu,” ungakoa Aoki..

Sulit Bagi Pecco
Aoki mengatakan ini menjadi situasi yang sulit bagi Bagnaia: “Sejujurnya, ini hanya solusi sementara. Karena alasan regulasi, mesin itu sendiri tidak dapat dimodifikasi. Adapun Bagnaia, ia ingin kembali ke GP24, yang dianggap sebagai mahakarya( dan klop dengannya), jadi ia berada dalam situasi yang sangat sulit.”
Pembalap Jepang itu lalu membandingkan situasi ini dengan apa yang dialami Marquez di Honda: “Rasanya (melihat Marc di Ducati tahun ini) seperti menonton kembali Marquez di RC213V dari masa-masanya di Honda. Marc Marquez memiliki keterampilan berkendara yang luar biasa dan dapat memacu motor apa pun dengan kecepatan yang luar biasa. Bakatnya yang sebenarnya terletak pada kemampuan berkendara yang melampaui kemampuan intrinsik mesin (bawaan pabrikan).”
“Sekilas, tampaknya fantastis (dengan dominasi Marc diatas motor Ducati), tetapi ketika motor dipacu hingga 120% dari kapasitasnya, mudah bagi para insinyur untuk kehilangan arah yang benar. Menjadi sulit untuk memahami “nilai 100% yang sebenarnya” dari mesin yang diciptakan. Hasilnya adalah motor yang sangat unik, yang hanya dapat dikendarai dengan baik oleh seorang pembalap dengan kemampuan 120%, yaitu Marc Marquez.”
“Dengan kata lain Marc menutupi kekurangan motor yang seharusnya terlihat saat dipakai pembalap lain..dan ini bahaya jika para insinyur Ducati mengatakan motor terbaru mereka ‘baik-baik saja’..”

Aoki melanjutkan… “Kekuatan Ducati saat ini adalah sangat fleksible dipakai semua pembalap, yang berarti siapa pun dapat mengendarainya, dalam batasan tertentu. Itulah sebabnya banyak pembalap Ducati memperoleh hasil yang baik (podium) dan merupakan hal yang umum bagi Ducati untuk menempati posisi teratas. Dengan Marquez yang keluar lintasan dengan kecepatan 120% dan ini menyebabkan kekacauan, bahkan jika motornya tidak dibuat dengan sangat baik, mustahil bagi pembalap rata-rata untuk mengendarainya (kecuali Marc).”
Yang dikhawatirkan adalah evolusi GP25.. “Jika Marc Marquez memperoleh hasil yang baik dengan GP25 (GP24.9), para insinyur mungkin berpikir itu adalah versi terbaik dari motor terbaru mereka..tanpa cacat dan nyaris sempurna. Ini dapat membuat Bagnaia mengalami kesulitan. Selain itu, tim satelit akan dipaksa untuk menggunakan GP24.5 pada tahun berikutnya 2026 dan mungkin pembalap lain (satelit) akan berkata: ‘Oh tidak! ini (GP25) motor yang sulit dikendarai…'” dan semua sudah terlambat…
Jelas pembalap lain akan kesulitan naik motor Marquez, karena skil Marquez di atas pembalap lain, harusnya para pembalap lain yg tingkatkan skil supaya bisa naik motor setingan Marquez, klo pembalap cuma bisa bikin motor enak buat pembalap lain mendingan jadi Pembalap tester aja, ga usah ikut championship
Hari gini kok masih bicara spt itu. Era kenyamanan pembalap dengan spek aerodinamika dan dukungan perangkat elektronik harusnya lebih “mudah” utk cepat. So, kalau ada yg lambat mengapa harus menyalahkan yg cepat? Menyalahkan pengembangan yg dianggap menguntungkan yg cepat? Ini balapan, utk cari yg tercepat, bukan kontes pengembangan unit utk semua pembalap.
Ya jelaslah untuk membuat senyaman mungkin memakai motor pabrikan atau tim satelit tidak ingin pembalapnya tidak nyaman. Makanya motor disetup sesuai karakter pembalapnya plus mesin yang mumpuni.Ya itulah dunia MotoGP
Motor terkencang sekalipun belum tentu punya hasil yang sama untuk setiap pembalap, krna masing² punya karakter yang berbeda², sepertinya anda baru tau motoGP dari kulitnya sj
Tapi kalo motor kencang jadi ducati cup bukan motogp
Dimana ada kejuaraan, semua proses juaranya pasti mengerucut/selektif pada 1 orang. Mana ada juara 1 nya rame2. Bagian pengembangan mesin otomatis dituntut akan terselektif alami pd 1 rider. Jika ducati tdk mengikuti proses itu, maka bisa jd tahun2 selanjutnya team satelit atau pabrikan lain yg jd juaranya.
Maaf nih bang, kejuaraan motoGp itu bukan cuma perorangan, ada kejuaraan merek motor, kejuaraan tim, dan kejuaraan perorangan. Tahun kemaren aja yang juara motor ducati jauh banget dengan pesaingnya, lalu tim ducati lenovo, yang juaranya martin. Kalo ngikutin satu orang ntar targedi Honda terulang motornya ampas karena mm terlalu op.
Betul itu bro,,balapan itu adu cepat bukan mau touring kaya marini,,,,stoner aja kasih 4 jempol buat MM
Baiknya pembalap yg harus andaptasi ke motor, bukan motor yg adaptasi ke pembalap, karena bertambah waktu teknologi akan mengikuti nya
menurut saya pembalapny yg hrs belajar dan mencobs meniru gaya balap mm93 tp memang tdk mudah n itu perlu nyali yg super tinggi n cerdas, tp emang sulit, tp kga lama lg mm93 akan pensiun kisaran 10thnan lg, jd skrg biarlah mm93 mendominasi dari skrg hingga mm93 pensiun.
Ya kalau gitu fokus pengembangan ke motor bagnaia saja,
Targetnya bisa melampaui king marc biar semua pembalap tetap bisa gunain Ducati yang friendly saat ini ya..
Tapi bagaimana,sama Alex aja dulu coba kalahin😁
Teruskan Marc… jgn dengar nyanyian pembalap anak² 👍
Inilah kesempatan Marc Marquez untuk meraih 2 titel lagi kejuaraan dunia MotoGP.karena sudah dipastikan utk 2025 & 2026 semua mesin motor sdh disegel.di mana 2027 mesin diturunkan cc nya dari 1000 cc ke 850 cc.jadi pada saat itu semua pabrikan dimulai dari zero
Ya tidak. Tetap ada 2 type sepeda motor. Satu smooth kedua limit. Seperti difilm laga 007 Ducati yang motor pacu jagoannya.
Jelas2 pebalap lain jg kompetetitif, seperti Alek dan digia, selalu bisa ada di barisan depan. Brarti semua baik baik saja. Cuma beda level dg marc…jika pebalap lain selalu di belakang atau di luar 10 besar baru bisa dikatakan ducati kehilangan arah dg masuknya marc
Aoki harusnya jadi insinyur mesin..kayanya dia lebih pinter dari insinyur2 di Ducati
Sotoy aoki, gp 25 ( 24.9) itu dibangun berdasarkan input peco, ga ada campur tangan sama sekali dari marc. Lagipula sejak kapan ducati bangun motor cuma berdasarkan input 1 pembalap? Ga bisa disamakan honda dengan ducati. Dari cara kerjanya aja udah beda jauh.
Duccati itu pengembangan motornya 2 versi ( peco dan marq)
Setingan pun berbeda di sesuaikan
Ga mungkin peco ngikut setingan marq
Wong peco sendiri yg mengembangkan.
Banyak nyinyiran ke mm93…gk di gread atau di luar gread begitulah makin tinggi pohon makin kencang angin meniupmya
Mark crash tidak menyalahkan motor atau tehknisi?
Beda dengan pacco menyalahkan motor setingan gk nyaman lah?aoki loe orang jepang..coba loe kembangkan motor Honda sesuai keinginan loe bisa gk?
Intinya marc tidak bisa mengembangkan membuat motor biasa mwnjadi motor juara dunia.
Kalo MM minta motor seperti honda,,,saya yakin 100 persen rider ducati yg lain sunmori di belakang semua
Tes rider itu michelle pirro jadi nggak ada hubungan sama MM ,,,kalo tes rider bilang oke ya lanjut,lagian MM kan minta motor yg mentah ( masih liar ) biar dia bisa mudah beradaptasi dg versinya sendiri, sedangkan pecco minta motor yg sudah setalan halus sesuai dg gaya balapnya,dan ducati memenuhi permintaan 2 rider utamanya,jadi pandangan aoki itu gak masuk akal,sedangkan mantan pembalap ducati casey stoner saja bilang kalo ducati memang harus dg setelan liar kalo mau mendapat performa terbaiknya,seperti kata MM bukan motor yg harus menyesuaikan diri dg gaya rider tapi riderlah yg harus menyesuaikan diri dg kondisi motor sekalipun harus merubah gaya balap rider itu sendiri,dan itulah yg harus direnungkan sama pecco sampai opa tardosi marah marah sama pecco
Fokus ke pengembangan peco saja, mm hiraukan toh mm klo yg lain di Ducati bisa kencang mm lebih bisa ngacir
Kalo mau kencang kencangan motor, pindah ke drag race
Biarkan marquez yg balapan sendirian saja di ducati karena motor disetting untuknya bagi tim lain kerjasamalah buat mengalahkan marquez. Karena perbedaan kekuatan hanya 20 persen saja itupun segi akselerasi kecepatan aja tidak semuanya. Masih banyak peluang untuk menang dari Marquez