RiderTua.com – Jack Miller mengungkapkan betapa pentingnya penyesuaian mata bagi seorang pembalap MotoGP. Rider Pramac Yamaha itu menjelaskan bahwa setelah beberapa waktu tidak mengendarai motor dengan kecepatan super tinggi, mata seorang pembalap perlu beradaptasi kembali agar bisa menangkap dan merespon informasi visual yang tepat saat melaju.
Miller menegaskan bahwa lap-lap pertama di awal musim sangat penting karena disitulah para pembalap mulai mengembalikan kemampuan sensorik mereka terutama penglihatan untuk bisa menavigasi lintasan dengan aman dan optimal pada kecepatan tinggi.
Jack Miller: Adaptasi Mata Adalah Hal Terpenting Ketika Mengendarai Motor dengan Kecepatan Super Tinggi
Jack Miller mengatakan, “Adaptasi mata sangat penting. Liburan musim dingin membuat saya pulang ke Australia, saya tidak menyentuh motor mulai dari tes Barcelona pada bulan November hingga pekan pertama bulan Februari untuk tes pramusim.”
“Jadi, kita tidak melaju dengan kecepatan 300 km/jam sejak saat itu. Ada banyak hal yang terlintas di kepala kita. Saya telah balapan selama bertahun-tahun tetapi masih saja ada pertanyaan yang menggelayut di kepala, ‘apakah saya akan ingat cara balapan? Bisakah saya melakukan apa yang saya lakukan 3 bulan lalu?’ Mata adalah hal pertama yang perlu beradaptasi dan selalu di Sepang.”

“Dari banyaknya lap yang kita libas di sana, kita tahu persis di mana letak titik pengereman. Kita tahu area mana yang aman dan area mana yang berisiko, jadi ada batas aman yang jelas dipikiran. Saat keluar dari tikungan dan menaikkan gigi, fokus utama bukan lagi pada ride-height device atau alat pengatur tinggi motor, tapi hanya bagaimana cara melaju dengan baik di lintasan.”
“Saat memasuki zona pengereman pertama setelah sekian lama tidak balapan, kecepatan terasa sangat ekstrem sehingga otak berpikir ‘tidak mungkin motor akan berhenti tepat waktu’! Awalnya mata belum bisa mengikuti dengan baik karena semua terasa terlalu cepat dan terlalu banyak informasi visual. Tapi setelah beberapa tikungan, mata mulai menyesuaikan dan menangkap informasi dengan lebih efektif. Diperlukan 5 atau 6 lap untuk benar-benar menyesuaikan diri. Setelah itu semuanya mulai kembali secara otomatis seperti gerak refleks yang sudah terlatih,” jelas rekan setim Miguel Oliveira itu.
Menurut Miller, penyesuaian mata atau adaptasi sensorik dengan motor masih terbilang lebih mudah ketimbang dengan roda empat. “Saya pernah mencoba go-kart. Itu latihan untuk para pembalap Formula 1. Posisi kita dengan aspal sangat rendah dan cornering speed kita sangat tinggi. Mata kita dituntut bekerja optimal. Dengan go-kart, mata membutuhkan beberapa lap untuk menyesuaikan diri dengan seberapa cepat informasi visual datang saat menikung atau berpindah arah dan seberapa banyak cornering speed yang kita ambil,” jelas rider asal Australia itu.

Miller mengklaim dirinya memiliki penglihatan periferal yang cukup tajam. Dia sadar akan lingkungan sekitar saat berkendara dengan mobil, sepeda, atau sepeda motor. “Saya sangat menyadari apa yang dilakukan orang lain, terutama jika saya fokus mengendarai mobil atau motor. Saya bisa melihat banyak hal,” imbuh rider Yamaha berusia 30 tahun itu.
Dalam balapan, sering kali insting seperti pendengaran dan perasaan lebih cepat bereaksi ketimbang mata. Miller menggambarkan bagaimana semua indera bekerja ‘overload’ untuk merespon situasi dengan cepat. Misalnya untuk menghindari blockpass atau manuver menutup jalur oleh lawan, pembalap harus late braking sekaligus menyiapkan strategi balasan. Karena kecepatan dan persaingan yang begitu tinggi, ‘no margin for error’ atau tidak ada ruang untuk membuat kesalahan.