RiderTua.com – Setelah finis ke-3 dalam sprint MotoGP di Qatar, Franco Morbidelli memiliki ekspektasi tinggi untuk race utama hari Minggu. Selain itu rider tim VR46 Ducati itu ingin tampil oke di hadapan bos sekaligus gurunya Valentino Rossi yang kali ini hadir di paddock.
Franky memulai balapan hari Minggu dengan penuh semangat. Start dari baris kedua dia langsung mengejar Marc dan Alex Marquez. Rider Italia itu memanfaatkan tabrakan antara kedua kakak beradik itu di lap pertama dan gercep mengambil alih pimpinan. Setelah itu, dia mampu menciptakan jarak dan memimpin balapan dalam beberapa lap.
Franco Morbidelli : Tegang Menunggu Keputusan Penalti Vinales, Saya Juga Pernah Merasakannya di MotoGP Indonesia Tahun Lalu
Ketika Franco Morbidelli ditanya, bagaimana rasanya memimpin balapan lagi setelah sekian lama? “Saya belum pernah memimpin balapan sejak GP Argentina 2023. Namun saat itu di sprint race, jadi sedikit berbeda. Lebih banyak 10 atau 11 lap hari ini, jauh lebih panjang. Rasanya luar biasa, saya ingin melakukannya lebih sering,” ujar rider berusia 30 tahun itu sambil tersenyum.

Dengan 12 lap tersisa, kemenangan di depan mata pun lenyap tatkala Maverick Vinales dan Marc Marquez menyalipnya sekaligus. Setelah itu, Morbidelli harus duel melawan rekannya di VR46 Academy Pecco Bagnaia di lap yang sama. Akhirnya Pecco berhasil memenangkan duel tersebut dengan finis di posisi ke-3.
Morbidelli kemudian bertarung melawan Johann Zarco untuk memperebutkan posisi ke-4. Pembalap LCR Honda itu menyalipnya dan dengan tiga lap tersisa, Franky mampu menyalip Zarco lagi. “Johann sangat cepat, saya bisa melihat potensinya. Pada akhirnya, ban saya jauh lebih baik darinya dan saya mampu menyalipnya lagi di tikungan 1,” kata Morbidelli, yang kemudian finis di posisi ke-4.
Apakah Morbidelli memberikan tekanan terlalu besar pada bannya di awal balapan? “Saya merasa mampu mengendalikannya, tetapi ternyata saya tidak bisa. Saya melihat kelompok di belakang saya mendekat. Lalu Maverick dan Marc menyalip saya. Mereka lebih cepat dan mampu mengelola ban dengan lebih baik di awal balapan. Saya kemudian panik dan mulai lebih memperhatikan ban. Pada 7 lap terakhir, saya kembali meningkatkan kecepatan karena saya masih punya cadangan ban. Tetapi seharusnya saya bisa mengelolanya dengan lebih baik di awal balapan,” ungkap rekan setim Fabio Di Giannantonio itu.
Usai balapan, Maverick Vinales yang finis ke-2 menerima penalti 16 detik karena tekanan bannya tidak sesuai aturan dan harus turun ke posisi 14. Hasil balapan pun berubah, Franky kemudian naik ke posisi ke-3 dan berhak mendapatkan tropi yang sebelumnya diterima Pecco Bagnaia. Kemudian Pecco naik ke posisi ke-2 dan mendapatkan tropi yang sebelumnya diterima Vinales. “Saya ikut prihatin pada Maverick atas hukuman itu. Dia menunjukkan balapan yang luar biasa dan sangat cepat,” kata Morbidelli.
Morbidelli menambahkan, “Situasi ini membuat kami tegang karena harus menunggu keputusan resmi. Tahun lalu saya juga mengalami hal yang sama, ketika podium Pedro Acosta berpeluang dibatalkan karena tekanan ban di Indonesia. Tapi setelah diinvestigasi ternyata tekanan ban Acosta sudah benar dan penalti pun tidak jadi dijatuhkan pada pembalap KTM itu. Jadi saya sudah paham, betapa menegangkannya menunggu keputusan itu. Pada akhirnya, semuanya berjalan baik bagi saya. Saat mereka mengumumkan bahwa saya naik podium, rasanya sangat menyenangkan.”