RideRTua.com – Pada balapan Superbike pertama hari Sabtu di Assen Belanda, Toprak Razgatlioglu tidak mempunyai peluang melawan Nicolo Bulega yang tampil luar biasa. Rider BMW itu hanya finis di posisi ke-4. Pada Superpole race Minggu pagi, cuaca menguntungkan Toprak dan dia berhasil menang di depan duo Ducati Sam Lowes dan Alvaro Bautista. Sedangkan Bulega tersingkir dari balapan ketika berada di posisi ke-2 karena masalah elektronik.
Pada balapan utama kedua Minggu sore, Bulega melesat dari posisi ke-10 di grid start hingga memimpin balapan dalam jarak waktu 11 lap dan nyaris memenangi balapan dengan meyakinkan. Tetapi kemudian Panigale V4R miliknya mogok lagi. Toprak yang tidak bisa melaju cepat seperti biasa, diuntungkan dari nasib buruk pembalap Ducati asal Italia itu untuk kedua kalinya hari itu. Tetapi dia hanya mampu finis di posisi ke-8 dan mencetak poin jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan.
Toprak Razgatlioglu Hanya P8 : Bukan Salah Tim Saya Tapi Karena Aturannya
Di paruh kedua balapan, ban belakang Toprak rusak terutama di sisi kanan, sehingga rider asal Turki itu terdorong dari posisi pertama di grid start ke posisi ke-8 saat finis dalam balapan 21 lap. Dia tidak dapat menggunakan ban belakang SCX soft karena dia tidak akan mampu menyelesaikan jarak dengan ban tersebut. Mneurutnya ban SC0 hard bekerja lebih baik.
“Saya hanya bisa tertawa. Posisi ke-8 adalah hasil terbaik yang mungkin saya dapatkan. Menurutku ban belakang hard akan memberi saya keuntungan di akhir balapan. Saya heran, kok ban ini cepat aus,” ungkap rider berusia 28 tahun itu.
Sebelum balapan akhir pekan di Assen, Toprak Razgatlioglu tertinggal 29 poin di belakang Nicolo Bulega yang memuncaki klasemen. Tetapi setelah rider Italia itu dua kali DNF, selisih ini berkurang menjadi 21 poin meskipun Toprak masih jauh di bawah level performa normalnya dengan finis di posisi ke-4, ke-1 dan ke-8 di WSBK Belanda.
Mengenai performa Bulega, Toprak mengatakan, “Dia sangat kuat akhir pekan ini. Jika dia tidak mengalami masalah teknis, dia akan memenangkan balapan utama kedua. Finis ke-8 adalah posisi terbaik saya karena motor saya tidak berfungsi.”
“Saya tidak akan membiarkan apa pun terjadi pada tim saya, itu bukan salah mereka. Itu karena aturan. Aturannya diubah untuk tahun ini, jadi semuanya berubah bagi saya. Setiap tikungan terasa berbeda dari tahun lalu. Kami tidak pernah menyerah dan mencoba untuk meningkatkan diri,” ungkap Toprak kesal.
Rekan setimnya Michael van der Mark terkena dampak yang lebih buruk. Setelah finis di posisi ke-9 pada race 1 hari Sabtu dan ke-5 dalam Superpole race, pembalap asal Belanda itu hanya finis di posisi ke-17 kalah 27,2 detik di belakang pemenang Andrea Locatelli (Yamaha) pada race kedua hari Minggu.
Dulu, Assen bukanlah trek yang cocok untuk Toprak maupun BMW. Apakah balapan di Belanda merupakan gambaran dari apa yang akan terjadi di kemudian hari? “Ducati juga akan sangat kuat di Cremona (Italia). Saya menonton balapan tahun lalu sebagai penonton karena cedera. Saya hanya melakukan pengujian di sana selama 1 hari. Saya kuat dalam hal ini, tesnya berjalan bagus,” ujar Toprak.
Anak asuh manajer Kenan Sofuoglu itu melanjutkan, “Kalau panas, Ducati selalu bekerja lebih baik sedangkan BMW banyak mengalami selip. Tapi mungkin, biasa saja saya tiba-tiba merasa jauh lebih baik di sana. Ini adalah olahraga teknis dan apa pun bisa terjadi. Saya tidak senang Nico DNF dan gagal mendapatkan poin. Saya punya masalah serupa di Australia. Saya tidak punya pilihan lain selain berkonsentrasi pada pekerjaan saya sehingga saya bisa bertarung meraih kemenangan lagi.”
