RiderTua.com – Pedro Acosta berada di posisi ke-7 tertinggal 0,561 detik dari pembalap tercepat hari Jumat Franco Morbidelli (VR46 Ducati) di MotoGP Qatar. Pada lap terakhirnya, rider pabrikan KTM itu bahkan berada di jalur untuk mencatat waktu tercepat namun kesalahan kecilnya di detik-detik terakhir menghalanginya untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Meski begitu jalannya latihan pada hari Jumat cukup bagus. Hal ini menunjukkan bahwa Acosta akan menjadi pembalap kuat yang harus diperhitungkan akhir pekan ini di Lusail. “Sudah banyak hari di mana saya tidak bisa menikmati balapan. Namun hari ini adalah salah satu hari di mana saya menemukan kesenangan berkendara dan saya bahagia,” ujar rider asal Murcia Spanyol itu sambil tersenyum.
Pedro Acosta : Hari Jumat Terbaik Musim 2025
Pedro Acosta menambahkan, “Semuanya berjalan lancar. Saya tidak perlu memikirkan cara mengendarai motor atau cara menghindari masalah. Saya hanya membalap, semuanya berjalan lancar dan mudah. Sejauh ini itu adalah hari Jumat terbaik musim 2025, sangat menyenangkan.”
Masalah yang Acosta alami di Austin seperti roda depan yang terkunci, apakah belum pernah dialami di Qatar sejauh ini? “Berbeda bak siang dan malam. Semua orang tahu, menyerah bukanlah jati diri kita. Jika performa pengereman motor tidak begitu bagus, tetapi kita dapat meningkatkan perilaku kemudi maka kita dapat bermain-main dengannya. Namun jika tidak dapat meningkatkan keduanya, maka kita akan punya masalah. Tapi hari Jumat di Qatar sangat bagus,” jawab rider berusia 20 tahun itu.

Dua pembalap tim Tech3 Enea Bastianini dan Maverick Vinales mengungkapkan bahwa mereka harus menghadapi getaran setelah melibas beberapa lap. Apakah Acosta memiliki masalah yang sama? “Ya. Tahun lalu saya tidak mengungkapkannya tapi tahun ini banyak membicarakan masalah ini. Tetapi begitulah adanya. Kita perlu mencari tahu, mengapa demikian dan dari mana asal masalahnya. Setiap pembalap KTM memiliki masalah ini,” tegas Acosta.
Di Austin, manajernya Albert Valera memberikan hadiah berupa helm bertuliskan #Turning Point kepada Acosta. Apa maksud dari hadiah tersebut? “Jika berada dalam situasi yang buruk, kita harus mampu membalikkan keadaan. Itulah yang terjadi di Austin. Namun tidak hanya ditujukan kepada saya, tetapi juga pabrikan KTM secara keseluruhan,” ujar rider berjuluk Hiu Mazarron itu.
Acosta melanjutkan, “Kita semua harus menuju ke arah yang sama baik pembalap maupun pabrikan. Saya memahami bahwa setiap pabrikan selalu ingin menghadirkan sesuatu yang baru, tetapi terkadang kita harus bersikap cerdas dan mengambil langkah mundur untuk memahami apa yang sedang terjadi.”

Apakah yang Acosta maksud adalah langkah mundur dari motor tahun lalu? “Tahun lalu motornya sangat bagus, terasa sangat alami. Tapi saya tidak tahu mengapa, mulai dari November hingga Februari segalanya berubah dan saya tidak bisa lagi melaju cepat. Saya cepat di sesi kualifikasi, tapi balapan saya kacau dan tidak ada sensasinya,” tegasnya.
Rekan setim Brad Binder itu menegaskan bahwa pada balapan akhir pekan di Qatar dan di Jerez sebelum tes, dia perlu memahami dasar motor dan kemudian membangunnya. “Itu seperti ketika membangun rumah baru, jika fondasinya tidak bagus maka kita tidak dapat membangun rumah di atasnya. Kadang-kadang kita harus merobohkan rumah tersebut dan memulai lagi dengan membangun fondasi baru,” pungkas Acosta mencoba menganalogikan maksudnya.