RiderTua.com – Marc Marquez sempat menjadi yang tercepat dalam sesi kualifikasi hari Jumat di MotoGP Qatar dan dialah pembalap pertama yang mampu membukukan waktu 1:51 menit. Rider tim Ducati Lenovo itu terus meningkatkan catatan waktunya, namun Franco Morbidelli (tim VR46 Ducati) dan rekan setimnya Pecco Bagnaia berhasil mengalahkannya di menit-menit terakhir. Pada akhirnya Marquez berada di posisi ke-3 tertinggal 0,167 detik dari Franky sehingga lolos langsung ke Q2 pada hari Sabtu.
“Saya senang balapan di Qatar. Di atas segalanya, saya berharap posisi saya berada lebih jauh dari Pecco dan Alex (Marquez) pada hari pertama. Namun di FP1 yang terjadi justru kebalikannya. Ini trek yang sulit bagi saya, tetapi saya merasa baik sejak awal. Itu salah satu lintasan di mana saya benar-benar harus memastikan bahwa saya tidak terlalu jauh dari pembalap teratas, tetapi saat ini saya sudah sangat dekat. Saya sangat bahagia,” ungkap Marc Marquez.
Marc Marquez : Di Thailand dan Austin Saya Menggunakan Insting Tapi di Qatar Saya Melawan Insting Saya

Mengapa sirkuit Lusail bukan trek yang cocok untuk Marc Marquez? “Tikungan panjang ke kanan tidak cocok dengan gaya balap saya, saya lebih kesulitan di sana. Trek ini penuh dengan tikungan panjang ke kanan dan itu saya melawan insting saya. Itulah alasannya,” jawab juara dunia MotoGP 6 kali itu.
Baby Alien menambahkan, “Di Thailand dan Austin saya mampu membalap dengan insting saya, saya suka itu. Tapi di sini saya mencoba beradaptasi. Namun saat ini saya tidak membuang-buang waktu terlalu banyak dan saya sangat senang karenanya. Saya juga merasa lebih baik dengan ban bekas daripada ban baru. Saya cepat tetapi saya perlu lebih memikirkan cara membalap saya.”
Sebagai pemimpin klasemen, adiknya Alex Marquez berada di posisi ke-5 pada kualifikasi di Lusail. Rider Gresini Ducati itu 6 kali finis di posisi ke-2 dalam 3 seri pertama musim ini, konsistensinya luar biasa. “Ini merupakan awal musim terbaik dalam hidupnya di kejuaraan dunia balap motor, bahkan dibandingkan dengan saat dia menjadi juara dunia di Moto3 dan Moto2,” ujar Marc berbicara mengenai adiknya Alex.

Rider berusia 32 tahun itu melanjutkan, “Ini memberi Alex keyakinan yang dia butuhkan karena sekarang dia yakin pada dirinya sendiri dan keputusannya. Saya juga bisa merasakannya di rumah, dia selalu terus terang dan jelas tentang apa yang dia butuhkan. Itulah yang terkadang membuat perbedaan. Sebab saat tertekan dan jauh dari rider-rider teratas, kita mulai meragukan diri sendiri seperti yang dulu saya alami. Sekarang Alex adalah lawan yang tangguh karena dia konsisten di setiap lintasan.”