RiderTua.com – MotoGP Amerika sudah berlalu, namun Ramon Forcada (salah satu kepala kru terbaik di MotoGP) tertarik untuk memberikan pendapatnya mengenai apa yang terjadi pada balapan di COTA dua pekan lalu.
Seperti yang diketahui, Marc Marquez membuat kesalahan ketika memimpin balapan dengan keunggulan 2,2 detik yang membuat kemenangan GP Amerika jatuh ke tangan Pecco Bagnaia. “Kualifikasi tidak berjalan baik bagi Pecco, karena Marquez justru berhasil meraih tiga pole position dalam tiga seri pertama musim ini. Pecco berhasil meraih tiga pole position dalam tiga balapan terakhir musim lalu, lalu tiba-tiba Marquez datang dan membuatnya tertinggal,” ungkap Forcada.
Ramon Forcada : Marc Marquez Hanya Main Aman di MotoGP Amerika, Dia Bukanlah Marc Marquez Seperti yang Kita Kenal

Ramon Forcada menambahkan, “Reaksi Pecco Bagnaia terhadap tekanan cukup bagus (tidak panik atau tidak terpuruk secara mental). Tapi sayangnya ketika dia mengalami kesulitan seperti ini, jika ada pembalap di depannya yang mengganggu ritmenya dia bisa langsung kehilangan waktu hingga 1 detik.”
Selama ini balapan panjang (race utama hari Minggu) menjadi kekuatan Pecco. “Bagi Pecco, balapan hari Minggu adalah angin segar yang dapat bermanfaat bagi pertunjukan dan bagi semua orang secara umum. Menurutku Qatar akan menjadi balapan yang sangat menarik karena itu adalah sirkuit yang cocok untuk Pecco. Dan dia datang dengan mentalitas yang meningkat, bukan karena dia menang karena Marc crash tetapi karena dia mampu mengelola balapan melawan Alex Marquez,” imbuh mantan kepala kru Franco Morbidelli (ketika di tim Petronas Yamaha) dan Jorge Lorenzo itu.
Ada kekacauan di grid start GP Amerika ketika tiba-tiba Marc Marquez berlari ke pit untuk mengganti motor dengan ban kering. “Beruntungnya, pit Ducati (garasi Marquez) berada di bagian depan pit lane. Jadi, Marquez hanya perlu sedikit berlari menuju ke sana. Bahkan jika pit-nya berada di bagian ujung sekalipun, dia masih punya waktu untuk mengambil keputusan berani dalam 15 detik terakhir ‘saya akan berlari ke pit dan saya satu-satunya yang menjalankan strategi ini’. Sayangnya karena masih ada cukup waktu untuk mengganti motor sebelum balapan dimulai, semua pembalap yang menggunakan ban basah mengikuti strategi Marquez,” jelas Ramon Forcada.
Untuk balapan berikutnya di Qatar, Forcada mengatakan, “Bagi saya, hal yang menarik di Qatar adalah melihat apakah performa Pecco hanya keberuntungan sesaat atau apakah dia benar-benar menemukan performa kuatnya kembali. Musim ini Pecco sangat kesulitan dengan motornya. Musim lalu kekuatan Pecco terletak pada traksi dan akselerasi tetapi tanpa harus mengorbankan entri corner.”
“Tahun lalu set-up motornya yang stabil dan kuat benar-benar mendukungnya. Tahun ini dan dengan motor ini (GP24,9), Pecco tidak dapat melakukannya lagi. Jika dia menyetel motornya untuk mendapatkan entri corner yang bagus, dia malah kehilangan akselerasi yang merupakan salah satu kelebihannya. Dan jika dia fokus pada akselerasi dengan bermain dengan bobot dan transfer, dia tidak memiliki kepercayaan diri di bagian depan,” imbuh teknisi berusia 67 tahun itu.

Sayangnya, Marc Marquez membuat kesalahan yang menghancurkan balapannya di COTA. “Di MotoGP saat ini, 2,2 detik adalah gap yang sangat besar dalam kondisi normal. Tapi dalam kondisi race hari Minggu, selisih tersebut tidak terlalu besar. Karena pada race hari Minggu, ada banyak pembalap yang melakukan kesalahan dengan atau tanpa crash. Ada banyak yang melebar saat mengerem. Kalau melihat Marquez hanya main aman, pasif dan tidak ambil risiko, itu bukanlah Marc Marquez yang kita kenal,” kata Forcada.
Sang juara bertahan Jorge Martin sudah dipastikan akan kembali akhir pekan ini di Qatar. Tetapi jelas, debutnya dengan RS-GP tidak akan mudah baginya. “Lorenzo Savadori yang merupakan seorang tes rider menggantikannya. Aprilia menunggu Martin comeback dan tidak sabar untuk bertanya, bagaimana perasaannya di balapan pertama,” jelas Forcada.
Teknisi kelahiran 24 Mei 1957 itu menambahkan, “MSMA melarang latihan pribadi yang diminta Aprilia untuk Martin. Dia akan comeback dalam situasi yang tidak ingin dialami oleh semua pembalap dalam hidup mereka. Datang dengan motor baru tanpa latihan, tanpa mengetahui kondisi fisiknya, dengan motor yang belum dia kenal dan akan langsung melawan pembalap lain di lintasan balap.”
“Ini situasi yang rumit. Martin tidak akan memiliki set-up karena dia belum menjalani tes pramusim, bahkan dia tidak memiliki dasar atau basis motor. Dia harus mulai segalanya dari FP1,” pungkas Forcada.