RiderTua.com – Pedro Acosta memenangkan Red Bull Rookies Cup pada 2020 dan setahun kemudian atau tepatnya pada 2021 dia berhasil menjadi Juara Dunia Moto3. Dalam debutnya di Moto2 pada 2022, pembalap asal Murcia Spanyol itu merayakan tiga kemenangan dan menyelesaikan musim di peringkat 5 dalam klasemen dan kemudian menjadi juara dunia Moto2 pada 2023.
Pada 2024 KTM mempromosikan Acosta ke MotoGP di tim GASGAS Tech3. Dia langsung tampil gemilang dan secara mengejutkan mampu bersaing melawan pembalap-pembalap top MotoGP dalam debutnya. Acosta meraih 5 podium dalam balapan utama dan 4 podium dalam sprint sehingga menempatkannya di peringkat 6 dalam klasemen akhir musim 2024. Torehannya ini membuat ekspektasi terhadapnya semakin tinggi untuk musim 2025.
Pedro Acosta : Saya ‘The New Pedro Acosta’ Bukan ‘The New Marc Marquez’

Pedro Acosta dipromosikan ke tim Red Bull KTM, dengan Brad Binder sebagai rekan setimnya. Namun 6 balapan pertama di Thailand, Argentina, dan Texas tidak berjalan sesuai ekspektasi. Finis ke-6 dalam sprint di Buriram merupakan hasil terbaiknya musim ini. Dengan mengantongi 16 poin, pembalap berusia 20 tahun itu hanya berada di peringkat 13 dalam klasemen. Rekan-rekan KTM lainnya yakni Brad Binder berada di peringkat 11, Enea Bastianini di peringkat 12, dan Maverick Vinales ke-17. Ini artinya tidak ada pembalap KTM yang masuk 10 besar.
Dalam sebuah wawancara, ketika Acosta ditanya apakah dia memperhatikan ‘efek Acosta’ setelah musim pertamanya di MotoGP yang sensasional? “Tidak juga. Bagi saya, itu bagian dari pekerjaan dan begitulah MotoGP saat ini. Kami harus menunjukkan ‘wajah’ kami dan sponsor juga membutuhkan itu. Saya lebih suka balapan,” jawab Acosta.
Apakah pekerjaannya berubah drastis dengan perubahan kelas dari 2023 ke 2024? “Ketika pindah ke MotoGP, kita tumbuh dengan tantangan, kita menjadi lebih terkenal dan banyak orang yang ‘kepo’ tentang kita. Tidak seperti Moto3 dan Moto2, ada banyak hal yang terjadi di sekitar pembalap MotoGP,” jelasnya.
Seberapa terkenal Acosta di Spanyol sekarang? Banyak orang menganggapnya sebagai ‘the new Marc Marquez’. “Pertama, saya ingin mengatakan bahwa saya adalah ‘the new Pedro Acosta’ bukan ‘the new Marc Marquez. Selama ini saya selalu tinggal di Murcia dan itu merupakan keuntungan bagi saya. Semua orang di sana sudah mengenal saya dan bagi mereka saya hanyalah orang biasa. Saya sangat tenang tinggal di Murcia karena mereka tidak melihat saya sebagai pembalap MotoGP,” tegas Acosta.

Pada akhir musim 2024, Acosta muncul di Barcelona dengan mengendarai Citroen 2CV. Apakah dia masih memiliki mobil itu?
“Mobil itu bukan milik saya. Tetapi karena saya menyukainya, jadi saya membelinya,” ungkapnya.
Kemudian dia ditanya, tidak punya Ferrari? “Saya tidak tertarik dengan mobil itu,” jawabnya singkat.
Jadi uang Acosta dihabiskan untuk apa? “Tidak banyak. Saya hampir tidak menghabiskan uang untuk hal-hal bodoh. Saya suka sepeda motor dan menghabiskan uang saya untuk latihan,” jawabnya.
Apakah menurut Acosta, Marc Marquez dan Pecco Bagnaia merupakan favorit untuk meraih gelar dunia musim ini? “Kita tidak boleh langsung ‘memahkotai sang raja’ karena satu musim itu panjang. Banyak yang menjuluki mereka sebagai ‘the dream team’. Namun dalam kehidupan nyata, tidak ada yang namanya tim impian karena tidak pernah ada dua nomor #1 dalam satu garasi,” tegasnya.
Acosta mengungkapkan bahwa secara fisik dia mempersiapkan diri secara berbeda untuk menjalani musim keduanya di MotoGP.
“Karena sekarang saya sedikit lebih tua, yang membuat latihan fisik menjadi lebih mudah. Di usia 19 tahun, sulit untuk membangun otot. Saya juga berpikir bahwa secara mental saya juga membaik dan jauh lebih tenang sekarang. Ada seseorang yang membantu saya memahami apa yang sedang terjadi dan bagaimana menghadapinya,” ungkap rider berjuluk Hiu Mazarron itu.

Beberapa orang percaya bahwa pada titik tertentu, seorang atlet membutuhkan psikolog untuk memahami dan mengatasi kelemahan dan kekuatan pribadinya. “Saya tidak memiliki pelatih mental. Saya menghormati mereka, tetapi saya tidak percaya pada cara pendekatan itu. Mungkin karena saya sudah memiliki orang yang tepat di sisi saya, pada saat yang tepat dalam hidup saya. Dia tahu persis bagaimana perasaan saya dan bagaimana saya dapat berkembang,” ungkap Acosta.
Pada awal Januari lalu Acosta datang ke ranch VR46 milik legenda MotoGP asal Italia Valentino Rossi, dimana dia juga ambil bagian dalam ‘100 km dei campione’. Apakah itu berdampak pada hubungannya? “Hubungan kami selalu baik-baik saja. Musim pertama saya di kejuaraan adalah musim terakhir Vale dan saya ikut berkompetisi di ranch miliknya setiap tahun. Itu menyenangkan, kami memiliki hubungan yang baik dan terbuka,” pungkas Acosta.
The new and more bacot
Hiu ompong Bae banyak bacot
Pedro acosta ngomong doang g ada bukti pembicaraanya .buntuti mm93 j gk pecus…katanya mau nyali mm93.
Pedro acosta ngomong doang gk ada bukti…ngintil d blkng mm93 j gk bs…katanya mau salip mm93.
wah… mungkin dia perlu motor ducati juga..