RiderTua.com – Simone Battistella merupakan manajer pribadi Andrea Dovizioso (sekarang menjadi tes rider Yamaha). Baru-baru ini, dia menganalisa balapan MotoGP Amerika akhir pekan lalu dimana terjadi kekacauan sesaat sebelum warm-up lap yang dipisu Marc Marquez. Battistella mengaku sempat bingung dengan apa yang terjadi di awal dan dia gagal paham dengan peraturan baru. Meski begitu dia menganggap keputusan Race Direction untuk restart dengan alasan demi keselamatan karena kondisi lintasan yang tidak menentu, adalah benar.
Selain itu dia juga mencatat bahwa di MotoGP momen seperti ini muncul setiap musim, di mana kombinasi hujan, keraguan, dan strategi yang saling bertentangan menciptakan situasi ekstrem. “Ada banyak pembalap yang keluar dari grid start. Itu akan menjadi balapan yang rumit. Dalam situasi ini, beberapa pembalap mencoba memainkan strategi mereka dengan benar, seperti yang dilakukan Marc Marquez,” ujar Battistela.
Simone Battistella : Marc Marquez Bisa Menang Tanpa Harus Membuat ‘Drama’
Menurut Simone Battistella, keputusan Marc Marquez keluar dari pitlane dengan ban slick lebih terlihat seperti aksi teatrikal ketimbang strategi balap. “Kalau dia menganggap ban slick adalah ban yang tepat, seharusnya dia langsung bergegas masuk pit dan pindah ke motor lain yang menggunakan ban slick. Yang terjadi malah seperti ‘drama’, dia menunggu hingga saat terakhir seolah-olah itu adalah taktik untuk membuat semua lawannya panik. Langkah-langkah seperti itu hanya dilakukan saat berada dalam posisi yang kurang menguntungkan, bukan saat pembalap memiliki kecepatan untuk menang. Marquez memiliki semua yang dia butuhkan untuk mendominasi tanpa perlu mengambil risiko apa pun,” jelas Battistella.

Battistella menegaskan bahwa langkah Marquez yang mengejutkan itu lebih merupakan tindakan yang terlalu percaya diri dan bukan keputusan yang rasional.
Terkait performa juara dunia 3 kali Francesco Bagnaia, Battistella mengungkapkan, “Perlahan dia kembali. Dia belum menjadi Pecco yang kita kenal, tetapi kini dia semakin mendekati. Biasanya dia akan menunjukkan performa terbaiknya sejak Jerez. Namun yang paling penting dari tiga akhir pekan pertama adalah, meskipun belum mencapai performa 100 persen Bagnaia berhasil mencetak poin bagus dan menunjukkan tren peningkatan.”
Selain itu Battistella juga menyoroti konsistensi Alex Marquez (Gresini Ducati), yang menurutnya berada dalam performa terbaiknya sejak naik ke MotoGP. “Dia menunjukkan kecepatan, kontrol, dan konsistensi. Dia solid dan dalam kondisi prima untuk memperjuangkan gelar dunia,” ujarnya. Saat ini Alex berhasil memuncaki klasemen setelah 6 kali finis ke-2 berturut-turut hanya unggul 1 poin dari kakaknya Marc Marquez.
Battistella juga memuji Fabio Di Giannantonio (CR46 Ducati), yang menurutnya semakin fokus dan tidak terlalu inkonsisten dibandingkan musim-musim sebelumnya. Mengenai Jack Miller, dia memuji komitmennya meskipun hanya berada di tim satelit Yamaha. “Jack menjalani balapan yang luar biasa, sama seperti Fabio sehari sebelumnya dalam sprint race. Jack mengeluarkan yang terbaik dari motor yang secara teknis jelas lebih rendah (tidak kompetitif),” jelas Battistella.
Di sisi lain, Battistella mengkritik Pedro Acosta. Menurutnya, rider KTM itu sangat berbakat dan itu tidak terbantahkan. Namun jika terlalu agresif maka dia akan sering gagal menyelesaikan balapan dengan baik. Dia harus belajar untuk mengelola balapan dengan cerdas bukan hanya mengandalkan kecepatan. “Dia selalu gas pol, tetapi dalam balapan panjang gaya seperti itu tidak akan berguna. Hasilnya, bannya cepat aus (tire degradation) atau malah mencium aspal alias crash. Dia memiliki bakat yang luar biasa, tetapi jika dia tidak belajar mengelola sumber dayanya, maka dia tidak akan mampu berjuang untuk memperebutkan gelar dunia,” pungkas Battistella.