RiderTua.com – Fabio Quartararo start dengan baik dari posisi ke-7 namun kemudian disalip oleh dua pembalap tim pabrikan Honda Joan Mir dan Luca Marini yang tampil sangat mengesankan di GP Amerika. Pada akhirnya rider Yamaha itu berhasil finis ke-10 tertinggal 18 detik dari pemenang Pecco Bagnaia (Ducati Lenovo). Usai seri ke-3 MotoGP musim 2025 di Austin, Quartararo hanya menempati peringkat 14 dalam klasemen dengan 16 poin.
“Saya mengambil sisi positif dari sprint race. Potensinya ada, tetapi sayangnya saya mengalami masalah pada perangkat elektronik dan lampu pengukur bahan bakar menyala sejak lap ke-4 dan seterusnya tetapi ternyata itu kesalahan. Saya harus mengubah pemetaan beberapa kali dan performa motor tidak begitu bagus. Saya juga belum pernah mencoba motor dengan sasis dan swing arm baru sebelumnya, jadi motornya benar-benar berbeda,” jelas El Diablo.
Fabio Quartararo : Ketika Marc Marquez Meninggalkan Grid Start Kupikir Dia Lupa Pelindung Dadanya
Lebih lanjut Fabio Quartararo menjelaskan, “Saya telah memasang ban hujan pada motor sebelum mulai balapan. Saya tidak tahu kapan beberapa pembalap mulai meninggalkan grid start. Motor saya di pit juga rusak, jadi saya harus melanjutkan balapan dengan motor yang sudah saya kendarai. Sayangnya, balapannya kacau. Saya harap kami bisa segera melaju lebih baik. Saya ingin balapan dengan ban belakang medium tetapi setelah crash seperti itu, sulit untuk melaju beberapa menit kemudian.”
Terkait crash yang dialaminya di lap pembuka, pembalap berusia 25 tahun itu menjelaskan, “Crash yang aneh, terutama mengingat itu adalah crash pertama tahun ini dan yang pertama setelah sekian lama. Saya tiba-tiba berhenti di lintasan lurus. Lintasan tampak cukup kering dan saya tidak ngegas, tetapi roda depan saya tetap kehilangan grip. Saya segera masuk pit. Sayangnya saya salah, itu benar-benar kacau.”
Mengenai kekacauan di awal balapan, Quartararo mengungkapkan, “Ketika saya melihat Marc Marquez berlari meninggalkan grid start, saya pikir dia mungkin lupa mengenakan pelindung dadanya. Saya tidak tahu persis bagaimana aturannya, saya tidak tahu apakah semua ini dibolehkan. Saya hanya bisa menunggu.”
