RiderTua.com – Jorge Martin, sang juara dunia MotoGP tak berdaya setelah dibekap cedera yang memaksanya absen balapan di tiga seri pertama musim 2025 (Thailand, Argentina dan Amerika). Awalnya rider Spanyol itu dikabarkan akan comeback di GP Amerika (28-30 Maret), tapi kemudian diketahui bahwa cederanya masih butuh recovery yang tidak memungkinkan Martin turun ke lintasan pada tanggal tersebut.
“Pemulihan berjalan lebih lambat dari yang saya perkirakan. Tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk comeback, jika upaya comeback dipercepat akan berisiko membuat semua upaya pemulihan menjadi lebih lama. Saya pasti akan melewatkan Austin. Saya mempertimbangkan untuk balapan di Qatar tetapi hanya jika tidak berisiko,” ungkap Martinator.
Jorge Martin : Jika Comeback di Qatar Terlalu Berisiko Maka Saya akan Kembali di Jerez
GP Qatar merupakan seri ke-4 MotoGP musim 2025 yang akan digelar pada 11-13 April. Jika Jorge Martin menganggap Qatar terlalu berisiko maka kesempatan berikutnya adalah seri kelima di Jerez pada 25-27 April mendatang. Rider berusia 26 tahun itu disarankan dokter untuk mengistirahatkan total tulang skafoid yang patah, yang terkadang dapat mengancam karier seorang pembalap motor.
Martin menjajal Aprilia RS-GP hanya beberapa lap saja sebelum crash dan harus melewatkan semua tes pramusim yang sebenarnya penting untuk proses adaptasinya. Ini artinya, jika dia comeback suatu hari nanti, itu akan menjadi semacam latihan untuk mempelajari motor barunya dan memulihkan kondisi fisiknya.
Martin terpaksa hanya bisa menyaksikan Marc Marquez, orang yang justru dipromosikan ke tim pabrikan Ducati ketimbang dirinya mendominasi awal musim. Setelah memenangkan 4 dari 44 balapan musim ini, Marquez berada di puncak klasemen dengan 37 poin. Baby Alien juga diperkirakan akan tampil gemilang dalam balapan berikutnya di COTA. Ini artinya, Martin akan sedikit kesulitan untuk mengejarnya saat kembali.
Martin hanya bisa menonton dua seri pertama MotoGP dari layar televisi saat cedera. “Saya kesulitan menyaksikannya, beberapa kali saya harus mematikan televisi. Bukan karena marah, tapi karena sedih. Sedih karena tidak bisa hadir disana. Lalu saya menyalakan televisi lagi, karena saya tahu hidup memang seperti itu,” pungkas Martin.
