RiderTua.com – Start dari posisi ke-10, Joan Mir merangsek naik ke posisi ke-8 pada lap pembuka di GP Argentina. Namun di lintasan lurus, RC213V loyo. Kemudian rider Honda itu kembali turun ke posisi ke-10 hingga garis finis. Tapi akibat diskualifikasi Ai Ogura (Trackhouse Aprilia), Mir naik ke posisi 9 sebelumnya dia finis di posisi ke-8 dalam sprint hari Sabtu.
“Itu mungkin salah satu balapan paling membuat frustrasi dalam karier saya. Saya tahu penting untuk mengelola ban dengan baik di Termas. Saya merasa nyaman saat berada di grup terutama ketika di belakang Brad Binder karena saya bisa menjaga ritme dengan baik sambil menjaga kondisi ban. Namun saat mulai terjadi perebutan posisi, setiap kali masuk ke trek lurus yang panjang saya disalip. Saya mencoba mempertahankan posisi saya dengan mengerem, tapi pada lap ke-10 usaha saya tersebut mengakibatkan ban depan saya kepanasan,” ungkap Mir.
Joan Mir : Mesin Loyo Tidak Bisa Berbuat Banyak di Trek Lurus
Joan Mir mengaku semakin sulit untuk memperlambat motor dan kemudian tidak bisa mempertahankan posisi di trek lurus atau saat mengerem karena melebar di semua titik pengereman. Kemudian rider berusia 27 tahun itu kehilangan waktu sekitar 4 detik dan mulai memperlambat motor untuk menurunkan suhu ban depan. Lalu dia berhasil kembali bergabung dengan grup didepannya dan merasa lebih cepat dari rider lainnya. Tetapi posisinya tidak bisa membaik hingga garis finis. Itulah sebabnya dia merasa sangat frustrasi.

Selama tes pramusim di Sepang dan Buriram, untuk pertama kalinya Mir benar-benar berkembang. Juara dunia MotoGP 2020 itu mampu mengendarai RC213V sesuai keinginannya. Namun Honda masih punya satu kelemahan besar yakni mesinnya. “Kami tahu, saat ini kami tidak punya mesin yang handal untuk mempertahankan posisi tetapi bagi kami skenario terburuk terjadi dalam balapan ini. Ada dua KTM, satu Aprilia, satu Ducati, dan tidak ada Yamaha mereka adalah motor tercepat dan saya berada tepat di tengah-tengah mereka,” ungkap rider asal Mallorca Spanyol itu sambil tertawa.
Mir menambahkan, “Jika saya bisa menyalip dua pembalap dan berada di belakang atau di depan Johann Zarco, balapannya akan berbeda. Sayangnya, saya tidak bisa melakukan itu. Karena saat menyalip, kita juga harus bisa mempertahankan diri dan saya tidak bisa. Itu membuat frustrasi tapi juga menjanjikan karena saya juga melihat banyak hal positif dalam balapan ini. Saya mampu mengendalikan ban dengan baik dan kompetitif di akhir balapan, itu hal yang tidak mudah dicapai. Kami melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi saya belum puas.”
Tahun lalu Mir banyak mengalami crash sehingga sering gagal mencetak poin. Pada balapan pembuka musim 2024, dia juga gagal mencapai garis finis di GP Thailand. Setelah sekian lama, GP Argentina merupakan balapan akhir pekan pertamanya dimana dia berhasil dua kali finis dan dua kali mencetak poin pada kedua balapan.
“Saya mengalami banyak momen di balapan utama tetapi saya mampu mengendalikannya. Setelah balapan di Buriram saya ingin finis, mencetak poin, dan mengumpulkan beberapa informasi yang bagus di Termas. Jika dalam kondisi buruk saja saya bisa finis di 10 besar, maka mungkin kami akan dapat menunjukkan performa yang bagus di beberapa balapan tahun ini. Akan ada sirkuit-sirkuit dengan lintasan lurus yang lebih pendek, tetapi bukan di Austin,” pungkas rekan setim Luca Marini itu.