RiderTua.com – Sylvain Guintoli mengamati situasi Bagnaia terkait Marquez setelah GP Thailand. Ia yakin bahkan Valentino Rossi tidak akan mampu membuat perbedaan besar dalam hal tekanan psikologis pada muridnya. “Saya tidak tahu seberapa besar Valentino dapat membantunya, sementara Pecco tahu apa yang harus dilakukannya dan menyadari potensinya. Kalau saya berada diposisi Pecco, saya yang akan khawatir.”
Sylvain Guintoli: Saya Tidak Tahu Seberapa Besar Valentino Rossi Bisa Membantu Bagnaia
“Dia tahu Marc dengan motor yang lebih buruk tapi mampu melawan Pecco tahun lalu. Di putaran terakhir di Jerez, dia mengendarai motor dari tahun sebelumnya untuk tim satelit. Sementara pembalap asal Italia tersebut berada di bawah tekanan karena dia tahu akan menghadapi tugas yang sulit. Sebagai pembalap, itu sudah menjadi situasi yang buruk. Tidak menyenangkan memiliki Marc Marquez sebagai rekan setim di dalam pit, apalagi dia bisa mendapatkan akses informasi yang sama,” lanjut Guintoli.
Menurutnya, Bagnaia belum menunjukkan potensinya secara penuh dan mungkin tahun ini bisa menjadi tahun dimana ia benar-benar bersinar. Tapi lain ceritanya kalau ia berhadapan langsung dengan Marquez. Ia tahu betapa berbakat serta seberapa cepat dan kuat mentalnya Marc. Apapun itu, meski ini akan menjadi kejuaraan dunia yang sulit, saat tekanannya maksimal Pecco bisa berkembang pesat.

Musim ini, pertarungan di garasi Ducati tidak hanya akan terjadi di lintasan, karena psikologis bakal memainkan peran utama antara Marc Marquez dan Pecco Bagnaia. Ini sudah menjadi sesuatu yang terlihat jelas sejak seri pembuka musim di Thailand.
Marquez mengawali musim dengan mendominasi di lintasan Buriram, meraih pole dan kemenangan di Sprint Race dan race utama. Sementara Pecco menempati posisi ketiga di grid, melengkapi podium pada hari Sabtu dan Minggu. Posisi kedua diraih oleh pembalap Gresini Racing, Alex Marquez. Namun memulai tahun dengan posisi ketiga di klasemen tidaklah cukup bagi Bagnaia, dengan sikap serta komentarnya yang serius selama akhir pekan lalu menjadi buktinya.
Pendapat Neil Hodbson
Mantan pembalap Neil Hodbson setuju dengan Guintoli, meski ia yakin Bagnaia belum menunjukkan potensinya secara penuh. Ia menyebut Pecco berada dalam fase belajar dan berkembang. “Saya pikir kita akan memiliki beberapa kejutan dan beberapa balapan yang hebat. Keduanya akan mencoba untuk memantapkan diri sebagai nomor satu dan yang lain akan tertinggal,” katanya.
Pecco sebenarnya cukup pintar menurutnya, dan tidak akan memberi sedikitpun celah kepada rekan setimnya. Dari kualifikasi hingga balapan utama, ia harus membuktikan ia sudah sempurna. Semua orang sudah melihatnya berhasil melakukannya beberapa kali, dan itu menjadi satu-satunya senjata yang ia miliki untuk mengalahkan Marc.
Guintoli juga mengomentari pilihan mesin Ducati, dimana motor 2024 sudah cukup bagus sehingga mereka tidak dapat memperbaikinya. Mereka sempat mendatangkan mesin 2025 yang diuji di Sepang, tapi para pembalap memiliki sejumlah masalah dari motor tersebut. Mereka merasa motor baru ini sudah selangkah lebih baik dalam akselerasi, namun lebih buruk pada pengereman. “Itu terjadi ketika pabrikan mengubah inersia mesin,” katanya.
“Mereka mencoba dengan set-up baru, tapi ketika mesinnya sudah seperti itu, sangat sulit untuk mengubahnya. Mereka memutuskan untuk tidak mengambil risiko apapun dan memakai motor 2024 yang lebih baik. Itu sudah menjadi pilihan bagus karena ada lebih banyak pembalap Ducati dengan spek yang sama,” jelasnya.