RiderTua.com – Dua pembalap Aprilia Ai Ogura dari tim Trackhouse (ke-5) dan Marco Bezzecchi dari tim pabrikan (finis ke-6) mampu menyaingi dominasi Ducati di GP Thailand, di belakang pemenang Marc Marquez, Alex Marquez, Pecco Bagnaia dan Franco Morbidelli. Selain itu, Bezzecchi merupakan pemenang GP Argentina pada 2023 ketika masih membalap untuk tim VR46. Untuk itu, kekuatan pabrikan asal Noale Italia itu tidak bisa dianggap remeh.
Pengamat MotoGP Lewis Duncan memperingatkan Ducati bahwa pabrikan senegaranya itu bisa menjadi ancaman nyata buat mereka pada seri MotoGP kedua di Termas de Rio Hondo akhir pekan ini. “Aprilia secara umum, bekerja dengan baik dalam kondisi seperti ini. RS-GP memiliki bagian depan yang kuat dan motornya lincah dalam bermanuver. Kita melihat Aprilia membuat kemajuan. Bezzecchi tampil kuat di akhir pekan pertama dan kini tahu kelemahan utamanya terletak pada kualifikasi,” ujarnya.
Aprilia Bisa Menjadi Ancaman Terbesar Ducati di GP Argentina
Menurut Lewis Duncan, Marco Bezzecchi belum sepenuhnya memahami batas kemampuan motornya. Dia secara naluriah masih mengendarainya seperti Ducati, sehingga butuh waktu untuk bisa beradaptasi penuh dengan motor baru. Di Thailand, rider asal Rimini Italia itu hanya berada di posisi ke-7 di grid. Jika hasil itu dianggap sebagai tolok ukur ketika dia belum tampil maksimal dalam sesi time attack, maka itu bukan hasil yang buruk.
“Balapan akhir pekan di Argentina biasanya akan sangat bergantung pada performa di hari Jumat. Hari pertama akan selalu menjadi tantangan buat pembalap karena kondisi lintasan masih kotor (green track). Jika berhasil melewatinya dengan baik, maka setengah pekerjaan bisa dianggap selesai. Tapi jika tertinggal saat kualifikasi, maka pembalap akan kesulitan mengejar ketertinggalan tersebut sepanjang akhir pekan,” imbuh Duncan.

Yamaha dan Honda akan Kesulitan di Argentina?
Meskipun Yamaha tampil menjanjikan pada tes pramusim, namun mereka gagal mengubahnya menjadi hasil yang positif di Thailand. Mungkin kondisi lintasan unik di Buriram berperan dalam menyembunyikan potensi Yamaha yang sebenarnya.
Lewis Duncan menjelaskan, “Penggunaan karkas ban belakang yang normal, seharusnya bisa membantu Yamaha di Argentina. Jika mereka bisa menemukan ‘sweet spot’ (set-up ideal untuk suspensi, geometri dan distribusi bobot agar motor memberikan cengkeraman, stabilitas dan respon kemudi yang maksimal) dan pada bagian depan, itu akan membantu meningkatkan performa motor.”
Menurutnya performa Yamaha yang sebenarnya belum terlihat. Hasil dari Thailand mengecewakan, tidak ada cara untuk menutupinya. Ekspektasi terhadap mereka sangat tinggi. Apakah Argentina akan menjadi gambaran nyata akan performa Yamaha? Jika mereka tampil lebih kompetitif ketimbang di Thailand, maka itu merupakan indikator yang bagus. Namun jika hasilnya tetap sama, itu menunjukkan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mungkin lintasannya yang bermasalah, dengan minimnya cengkeraman.
Tahun lalu Honda menjadi pabrikan terlemah di MotoGP. Namun kini pabrikan asal Jepang itu menunjukkan perkembangan dengan Johann Zarco yang finis ke-7 di Thailand. “Honda tampil kuat pada balapan akhir pekan di Thailand. Kelemahan mereka adalah traksi atau top speed tetapi tanpa kedua hal itu mereka baik-baik saja, mereka kompetitif menurut standar mereka,” ungkap Lewis Duncan.
Menurut Duncan, Austin dan Jerez akan menjadi sorotan untuk melihat perkembangan lebih jauh dari Honda. “Secara umum, keduanya adalah sirkuit yang bagus untuk motor Honda. Terutama di Jerez yang tidak memiliki lintasan lurus yang panjang. Di Argentina, kita akan mendapat lebih banyak gambaran tentang di mana posisi pabrikan Jepang berada. Namun keduanya adalah sirkuit yang unik sehingga Yamaha dan Honda harus berhati-hati,” pungkas Duncan.