RiderTua.com – Musim MotoGP 2025 akan menjadi musim yang menjanjikan bagi Pecco Bagnaia dan Marc Marquez di tim yang sama. Keduanya sudah membuat ‘perjanjian’ untuk meningkatkan kemampuan di tikungan, yang dapat membuat keduanya semakin kuat di lintasan, yang satu kuat di tikungan kiri dan yang lainnya di tikungan kanan. Dengan cara ini, keduanya saling membantu dalam mengatasi titik lemahnya.
Pecco Bagnaia: Saya dan Marc Marquez Punya Perjanjian atau Kesepakatan….
Dari luar, Baganaia menjadi sesorang yang perfeksionis, karena ia tidak melewatkan satu detail pun dan itu merupakan kualitas yang menjadikannya salah satu pembalap terbaik di grid. Ia menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang ‘sangat teliti’ dan menyadari ia perlu ‘mengendalikan segalanya’. Sebaliknya, agresivitas di lintasan selalu menjadi karakteristiknya yang paling menonjol dan ia menggambarkan dirinya sebagai, ‘pembalap yang mengerahkan seluruh hatinya ke lintasan dan membalap berdasarkan insting.’

Kalau ada kesamaan antara Pecco dan Marc adalah mereka sama-sama ingin balapan bersama dengan Marco Simoncelli, yang selalu dikenang dan dicintai. Mereka berdua sama-sama menyesalkan gak bisa balapan dengan Simoncelli.. Meskipun Marquez sempat berbagi lintasan dengannya, meskipun itu hanya sebentar, tapi ia ingin mengenalnya lebih baik karena ia hanya sedikit mengenalnya. Sementara Bagnaia tidak bertemu dengannya di kelas utama, namun ia mendengar banyak cerita tentang Simoncelli dari sejumlah orang, sehingga ia sangat ingin bertemu dengannya.
Jorge Martin menjadi pembalap yang harus mempertahankan nomor 1 tahun ini, meski sepertinya musim yang sangat menarik akan segera hadir di tim resmi Ducati. Pecco memiliki tujuan yang jelas untuk tahun ini, yaitu ‘memenangkan gelar juara’, dan Marc Marquez juga berbagi tujuan yang sama, dan ia menambahkan ingin mencoba melakukannya ‘dengan rekan setimnya’.
Mimpi Buruk Pecco
Momen yang menyenangkan selalu lebih banyak terjadi ketimbang di saat-saat yang lebih sulit. Ini tidak terjadi pada pembalap Ducati Lenovo tersebut, dimana pembalap kelahiran Turin tersebut mengingat tahun pertamanya di Moto3 sebagai yang tersulit dalam kariernya karena orang-orang dan keputusan yang salah, dan itu menjadi mimpi buruk baginaya.
Mimpi Buruk Marc
Sementara mimpi terburuk bagi Marc dimulai dengan cedera lengan pertamanya. Tahun 2020, 2021 dan 2022 menjadi tahun-tahun yang sangat rumit baginya, bahkan ia sempat berpikir untuk pensiun. Selain itu, Marc mengakui kesalahan terbesarnya yaitu kembali balapan terlalu cepat setelah cedera pertama tersebut. Setelahnya, ia belajar dari kesalahannya ini dan ia bisa berkembang.
Memang keduanya memiliki kualitas yang hebat, tetapi selalu ada yang lebih baik dari yang lain. “Saya dan Marc punya perjanjian, yaitu dia akan memberitahukan rahasianya berbelok ( ke kiri) yang benar kepadaku, dan saya akan memberitahu dia rahasiaku (kekuatan motor Ducati saat menikung ke kanan),” katanya.