RiderTua.com – Oscar Haro (mantan manajer tim Honda) melihat dari bahasa tubuh Pecco dan raut muka Gigi Dall’lgna jelas tidak menunjukkan rasa senang, tapi Gigi sudah memaafkan Pecco atas hasil yang didapatnya. Dalam arti lain, dia mengatakan Marc menjalani tes pramusim yang sempurna, serta mempersiapkan motor, tekanan ban, dan ban depan soft dengan baik.
Di sisi lain, Pecco mengalami banyak masalah teknis, sehingga masalah yang tidak memengaruhinya dianggap sesuatu yang biasa dalam timnya, karena ia belum mampu mempersiapkan motor yang sempurna untuk balapan. “Sekarang Pecco bisa jauh lebih kuat karena ia bisa menjalani sesi hari Jumat dan Sabtu yang sempurna, seperti yang sudah biasa dilakukannya, dan Pecco bisa lebih kompetitif seperti biasanya. Ini berarti Gigi sudah membebaskannya,” jelas Oscar.
Oscar Haro: Gigi Dall’Igna Mencium Motor Marc, Pecco dan Alex Marquez

Oscar Haro kemudian mengomentari apa yang dilakukan Gigi Dall’Igna ketika ia mencium motor Marc, tapi ia juga melakukannya pada motor Pecco dan Alex Marquez. Perasaan antara Gigi dan Marc dilihatnya jauh berbeda dengan perasaan antara Pecco dan Gigi. Gigi sangat senang memiliki Pecco karena ia sudah menjadi juara dunia dengan motornya dan ia tahu potensi yang dimilikinya.

Namun melihat data telemetri dan apa yang dilakukannya akhir pekan lalu kalau ia tidak berhenti untuk memanaskan ban depan, Marc bisa menang dengan selisih lebih dari 5 detik dari posisi kedua yang ditempati oleh Alex (meskipun percuma saja karena kemungkinan kena penalti tekanan ban lebih besar). “Dia punya mentalitas yang tenang untuk menunggu saat itu tiba, disalip oleh adiknya, kemudian memberikan tekanan dan ketika tersisa tiga lap lagi ia memacunya di tiga tikungan.”
“Gigi jatuh cinta pada Marc Marquez, termasuk saya, dan itu wajar. Seseorang yang datang entah dari mana bisa mengerahkan semua potensinya ke dalam sebuah proyek yang tidak ia ketahui apakah bisa berjalan dengan baik atau tidak, bisa tiba-tiba menang,” sambung Oscar. Kemarin sempat diketahui sebelum Marc pergi meninggalkan Honda, pabrikan Jepang itu memberinya tawaran kontrak empat tahun senilai 100 juta euro atau sekitar Rp 1,7 triliun, kemudian Marc berkata, ‘saya lebih suka uang yang akan diberikan kepadaku digunakan untuk pengembangan motor (Honda), karena saya percaya pada Honda dan saya pikir mereka mampu’.