RiderTua.com – Kondisi KTM kini cenderung kondusif setelah mayoritas kreditor menyetujui rencana restrukturisasi yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang. Bagi pabrikan asal Austria itu, dua musim MotoGP berikutnya akan sangat penting. Jika mereka tidak bisa membuat motor pemenang maka kemungkinan besar akan ditinggalkan salah satu pembalap terbaiknya Pedro Acosta.
Direktur Motorsport KTM Pit Beirer mengatakan, “Tentu saja, terkadang kami berada dalam mode krisis dan menargetkan hasil atau posisi tidak lagi menjadi fokus utama. Penting untuk mengklarifikasi, apakah balapan benar-benar diperlukan. Setelah kami mampu menjawab pertanyaan ini dengan jelas, maka kami kembali ke bisnis sehari-hari kami. Inilah yang membuat departemen balap harus memenangkan balapan.”
Bos Balap KTM : Pedro Acosta Seperti Michael Schumacher
Pit Beirer menambahkan, “Kami berhasil memberikan kemenangan kepada KTM di Reli Dakar dan kami juga meraih dua kemenangan dalam Kejuaraan Supercross di Amerika. Ini adalah awal musim tersukses yang pernah kami alami. Target di MotoGP tidak berubah, kami ingin naik podium. Sejauh ini kami berhasil meraih 7 kemenangan di kelas ini, kami memiliki pembalap terbaik dengan peringkat 5 di Kejuaraan Dunia (Brad Binder) dan kami dua kali berturut-turut menyelesaikan musim sebagai pabrikan terbaik kedua. Jadi kami sukses mencapai beberapa target. Tetapi tentu saja, target berikutnya adalah pembalap kami masuk 3 besar dalam klasemen di akhir tahun. Itulah target besar kami berikutnya dan kami bekerja keras untuk mencapainya.”
Line-up KTM untuk musim 2025 terbilang sangat kuat dengan Pedro Acosta, Brad Binder, Enea Bastianini dan Maverick Vinales. “Pedro dan Brad adalah the dream team kami. Maverick dan Enea adalah pendatang baru. Kami memiliki paket pembalap yang belum pernah ada sebelumnya, yang akan meningkatkan performa kami. Dua tahun ke depan akan menjadi tahun yang penting bagi kami di MotoGP,” tegas Beirer.

Dalam GP Thailand akhir pekan lalu, Binder dan Bastianini berhasil finis di 10 besar. Namun tetap saja belum ada pabrikan yang bisa mengalahkan atau setidaknya mengimbangi dominasi Ducati. Pada 2024, Acosta tampil mengesankan dalam debutnya di MotoGP. “Kami memiliki ‘berlian kasar’ yang sedang naik daun dan diinginkan oleh seluruh paddock. Dia tetap memilih kami dalam dua kali perpanjangan kontrak. Kita tentu punya peluang besar bersamanya karena dia melakukan segala sesuatunya dengan cara yang spesial dan lebih baik ketimbang rider lain, dimana kita bisa melihatnya dari data yang kita dapatkan,” ungkap Beirer.
Bos balap asal Austria itu menambahkan, “Melalui dia kita harus benar-benar membuktikan, apakah kita punya apa yang diperlukan untuk menjadi juara dunia di MotoGP atau tidak. Oleh karena itu, 2 tahun ke depan pasti akan menjadi tahun yang sangat penting. Kita harus mampu memantapkan posisi kita di sini dan konsisten meraih podium. Jika kita tidak bisa melakukan itu, kita tidak akan mempunyai pilihan untuk mempertahankan pembalap terbaik. Kami punya 4 pembalap yang kami butuhkan untuk merebut juara dunia.”
Acosta ingin menjadi juara dunia MotoGP dengan cara apa pun dan secepat mungkin. “Jika kami tidak membuat motor yang kompetitif, kami tidak akan mampu mempertahankan Pedro Acosta dalam 2 tahun. Bahkan kita tidak dapat mencoba memasukkannya ke dalam kontrak. Misi kami adalah membangun motor pemenang dan tidak ada alasan baginya untuk pergi. Fokusnya adalah pada motor,” tegas Beirer.
Bukan masalah finansial yang ditanyakan kepada KTM, tapi apakah mereka dapat mengembangkan motor lebih jauh dan mempertahankan hal-hal positif yang diperoleh dari tes Barcelona. “Pada balapan akhir pekan, Pedro merupakan pembalap terakhir yang meninggalkan pit karena dia berdiskusi bersama teknisi hingga akhir dan mempelajari data pada ban. Dia memberikan segalanya, dia adalah atlet luar biasa seperti Michael Schumacher. Mereka adalah orang-orang yang siap untuk melangkah lebih jauh di luar lintasan balap,” pungkas Pit Beirer.