RiderTua.com – Meski Jorge Lorenzo menjadi mantan pembalap sehingga ia tidak mengikuti kompetisi dan kini fokus pada berbagai bisnis, ia tetap terhubung dengan dunia balap motor sebagai komentator, serta menjadi produser podcast “Dura la vita”. Dengan rekor lima kali gelar juara dunia, dua di kelas 250 cc tahun 2006 dan 2007 dan tiga di MotoGP tahun 2010, 2012, dan 2015, ia menjadi sosok yang ‘didengar’ dalam mengamati kelas utama tahun ini.
Jorge Lorenzo: Marc Marquez Punya Adiknya untuk Bantu, Bagnaia Punya Bantuan Akademi VR46
Ketika ditanya soal musim 2025, Lorenzo menyebut ada dua pembalap dengan peluang terbesar untuk memperebutkan gelar juara dunia, yaitu Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. “Kita sudah melihat Marc mampu bersaing sepanjang tahun lalu meski memakai motor tahun 2023. Sekarang di tim pabrikan Ducati, baik dia maupun Bagnaia menjadi pilihan favorit,” katanya. Meski ia tahu tiap musim bisa saja ada kejutan dari pembalap tim satelit, seperti Marco Bezzecchi dua tahun lalu, Lorenzo yakin Ducati akan terus mendominasi MotoGP.

Agar Aprilia atau KTM bisa menjadi rival sejati bagi Ducati, kedua merek tersebut harus meningkatkan performa secara signifikan, tapi sejauh ini masih belum terlihat di lintasan.
Mengenai ekspektasinya terhadap Marc Marquez dan peluangnya untuk meraih gelar juara dunia ke-9, Lorenzo yakin itu akan menjadi persaingan yang sangat ketat. Marc disebutnya tidak bisa diunggulkan atas Bagnaia, karena pembalap asal Italia tersebut terbukti solid dalam memiliki performa yang lebih baik selama beberapa tahun terakhir. Namun dengan perbedaan antara keduanya tidak terlalu jauh, jelas persaingan sengit tidak bisa dihindari lagi.
Mantan pembalap tersebut memprediksi musim yang penuh duel dan bentrokan di lintasan, seperti yang terjadi di Jerez tahun lalu. “Marquez tetap ambisius seperti sebelumnya dan tidak akan menyerah begitu saja, bahkan dalam balapan dimana Bagnaia sedikit lebih unggul,” imbuhnya.
Salah satu hal yang menjadi sorotan yaitu kondisi Jorge Martin, dimana ia harus absen dalam beberapa balapan penting karena cederanya. Lorenzo menyesalkan keadaan ini dan menganggap peluangnya untuk memenangkan gelar juara lainnya sudah berkurang drastis, dan itu merupakan pukulan berat bagi Martin. “Ia sudah mengalami kesulitan di Sepang, dan dengan kemunduran baru ini, paruh pertama musim ini akan sangat berat baginya,” tambahnya.
Pedro Acosta Luar Biasa
Mengenai talenta pembalap muda dari KTM, Pedro Acosta, Lorenzo memuji kemampuan dan potensinya, apalagi setelah ia melihat yang dilakukannya tahun lalu. Acosta mampu mengalahkan pembalap yang memiliki lebih banyak pengalaman di atas motor seperti Brad Binder. Walau ia agak menyayangkan Acosta yang tidak memiliki ‘senjata’ yang sama seperti Bagnaia dan Marquez, karena dia bisa membuat semuanya menjadi sulit jika pakai Ducati.
Lorenzo tidak percaya akan adanya kemungkinan kerja sama (saling bantu atau mengawal) dalam merebut kejuaraan, kecuali dalam suatu keadaan yang spesifik. “Marc punya adiknya, sementara Pecco punya Franco Morbidelli, rekan setimnya di akademi Rossi. Tapi kerja sama ini hanya dapat dilihat dalam situasi yang sangat spesifik, seperti pada balapan terakhir musim ini,” katanya.
Lorenzo juga menekankan bahwa perbedaan antara Ducati GP24 dan GP24,5 tidak akan terasa signifikan, suatu perbedaan yang akan menguntungkan pembalap seperti Alex Marquez dan Morbidelli. Dia juga menyebut Fabio Quartararo sebagai kemungkinan lainnya untuk membawa kejutan, itupun kalau Yamaha berhasil memperkecil jarak dengan Ducati, sesuatu yang belum terjadi selama tiga tahun terakhir.