RiderTua.com – Fabio Di Giannantonio merasa termotivasi setelah menyelesaikan seri Thailand, meskipun ia gagal finis di Sprint tapi akhirnya bisa finis di urutan ke-10 dalam balapan utama. Ia menjadi satu dari tiga pembalap Ducati yang mendapatkan motor resmi dari Ducati, selain Marc Marquez dan Pecco Bagnaia. Meski dengan cederanya, ia ingin mencapai hal-hal hebat sepanjang tahun ini.
Fabio Di Giannantonio: Sulit Mengalahkan Marquez Bersaudara? Masih Bukan Alien?
Mengenai kondisi fisiknya, Diggia menyebut banyak yang mengatakan hanya tulang selangkanya yang cedera, tapi ia belum bisa melakukan latihan selama enam atau tujuh bulan karena cedera yang dialaminya tahun lalu. Akibatnya, ia absen selama tujuh balapan atau dua bulan untuk menjalani operasi. Bahkan begitu ia sedikit pulih, ia harus menjalani operasi lagi.
Walau harus melalui semua masalah itu, ia mengaku sangat senang, sekaligus bangga pada diri sendiri, tim karena mereka sudah melakukan pekerjaan bagus. Karena cedera saat tes pramusim di Sepang, pembalap nomor 49 tersebut terpaksa absen dari sebagian tes pramusim. Walau ia tetap hadir di Thailand meski tanpa latihan sama sekali, tidak punya pengetahuan tentang motor barunya, dan bahu yang masih belum sembuh, timnya sudah melakukan semuanya dengan baik.

“Secara objektif, potensinya sedikit lebih tinggi dan mungkin saya bisa membuntuti Marco Bezzecchi, namun sejak pertengahan balapan saya tidak memilikinya lagi. Secara fisik saya kelelahan, dan saya banyak mengimbanginya dengan kaki dan lenganku. Tapi dengan motor MotoGP, pembalap harus berada dalam kondisi terbaik untuk melaju kencang, jadi saya pikir kita melakukannya cukup baik dan saya sangat puas,” katanya.
Diggia masih bisa mengatasi cuaca panas di Thailand, dan timnya mencoba mencari solusi untuk memberikannya pakaian yang lebih menyenangkan dan sedikit membantu. Namun saat mengendarai motor, panasnya tidak terlalu terasa dan mereka harus mencari tahu alasan di balik itu.
Sambut Argentina
Kini ia memiliki waktu seminggu hingga seri berikutnya yang akan dimulai di Argentina. Diggia pulang ke rumah untuk memulihkan diri dan berlatih, karena ototnya perlu dibangun kembali. Ia juga mengaku sudah pergi ke fisioterapis dalam beberapa hari terakhir..
Mengenai performanya di Buriram, pembalap tim VR46 tersebut mengaku sudah berusaha sangat keras. Karena ia memiliki tujuan yang sangat besar, ia harus terus maju dan tidak menyerah dengan menemukan sejumlah cara dan aspek positif. Bahkan ia bersedia untuk bersaing dengan para pembalap papan atas karena potensi motornya yang tinggi. Walau ia masih belum memastikan apakah ia bisa mengalahkan Marquez bersaudara, ia bisa berjuang untuk mencapai podium tiap akhir pekannya.
Mengenai motor yang dikendarainya, basisnya masih sama, tapi beberapa detail pada motornya sudah diubah. Meski dengan sejumlah perbedaan seperti swingarm yang berbeda, motornya disebut masih sangat mirip dengan GP24. “Kita akan memiliki lebih banyak waktu untuk menguji sasis atau fairing baru lagi di masa mendatang, tapi untuk sekarang yang terpenting adalah memiliki dasar yang jelas dan memulainya,” katanya.
Meski motornya sama dengan motor di tim Ducati Lenovo, Diggia mengatakan mereka memiliki komponen yang berbeda, itulah sebabnya mereka punya sejumlah versi baru. Namun apakah bisa dia mengalahkan Marc…dengan motor yang sama (GP24 versi baru)? atau paling tidak mengalahkan Alex Marquez yang memakai motor satelit (GP24 versi lama).. Mungkin jika bisa kalahkan Marquez karena dia bukan alien lagi.. 🙂