RiderTua.com – Pada musim 2024, Pecco Bagnaia terbilang kurang konsisten dalam sprint race hari Sabtu meskipun masih bisa meraih 7 kemenangan. Start dari posisi ke-3, sejak awal rider pabrikan Ducati itu tidak mampu mengimbangi performa rekan setimnya Marc Marquez dan adiknya Alex dalam sprint selama 13 lap di Buriram. Pecco finis ke-3 kalah 3,4 detik dari pemenang Marc Marquez dan tertinggal hampir 1 detik di belakang Alex Marquez yang finis ke-2.
Menurut Pecco, kesulitan yang dihadapinya dalam sprint kemungkinan terkait dengan bentuk tangki bahan bakar yang mempengaruhi posisi tubuh dan kontrol motor terutama saat pengereman dan akselerasi. Namun masalah tersebut tidak terlalu terasa ketika berada di posisi terdepan karena bisa menjaga ritme sendiri tanpa ada gangguan dari motor lain. Tapi jika membalap di belakang lawan maka masalah ini sangat terasa. Pecco merasa seperti membentur tembok, yang artinya dia kesulitan mempertahankan kecepatan dan kehilangan kenyamanan saat mengejar lawan.
Pecco Bagnaia : Ada Penjelasan Ilmiah di Balik Kesulitan Saya dalam Sprint di Thailand
Francesco Bagnaia menjelaskan, “Ada alasan ilmiah mengapa saya kesulitan dalam sprint. Kami mencoba memahaminya. Satu-satunya perbedaan besar antara balapan panjang dan sprint adalah ukuran tangki bahan bakar. Sesuai regulasi, ukuran tangki yang digunakan dalam sprint lebih kecil karena jarak balapannya pendek. Perbedaan ini mempengaruhi dinamika motor terutama saat masuk tikungan. Dengan tangki yang lebih kecil, distribusi berat motor menjadi berubah sehingga saya mengalami kesulitan dalam mengendalikan motor. Kami mencoba menyelesaikan masalah ini. Hari ini kami hanya mencobanya dengan cara standar, tetapi lain kali kami akan mencoba sesuatu yang berbeda.”

Selain itu, Pecco memutuskan untuk menggunakan ban depan hard dalam sprint tetapi dia terkejut karena ban aus sebelum sprint berakhir. “Jadi, saya belum tahu pilihan ban untuk balapan besok. Saya mungkin harus mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Selain itu, saya sama sekali tidak puas. Tetapi mengingat hasil tes dan mengingat posisi ke-3 kemarin, tidak seburuk itu. Ini seperti balapan akhir pekan pada Oktober lalu di tempat yang sama, jadi saya harap balapan besok juga seperti balapan bulan Oktober lalu,” ujar rider asal Turin Italia itu.
BTW, Pecco Bagnaia mengalami masalah serupa di GP Thailand Oktober lalu, tetapi berhasil memenangkan wet race hari Minggu di Buriram. Rekannya di VR46 Academy Franco Morbidelli mendukung pendapat Bagnaia. “Ya, memang ada sedikit perbedaan. Biasanya saya juga merasa lebih baik dengan tangki bahan bakar untuk balapan panjang. Kami berdua memiliki karakteristik yang sama. Jadi mudah-mudahan besok juga akan seperti ini,” ungkap Franky.
Ketika Pecco ditanya apakah dia pernah melakukan simulasi sprint dengan tangki bahan bakar ukuran standar? “Saya melakukannya dan saya lebih cepat. Tetapi hal tersebut tidak dapat kita lakukan karena peraturan. Kami mencoba sesuatu yang berbeda, seperti set-up atau menambahkan hal-hal yang berbeda pada motor. Namun ini adalah perjalanan yang panjang untuk memperbaikinya karena sudah dua musim di mana masalahnya sangat mirip,” jawab murid Valentino Rossi itu.
Pecco menambahkan bahwa ketika berada di posisi terdepan, masalahnya berkurang karena tanpa ada pembalap lain di depan, dia dapat melakukan hard braking. Namun jika ada rider lain di depan, maka akan terjebak di sana selama 10 lap atau 15 lap dengan jarak 1 detik dan tidak dapat menutup gapnya. Ini adalah masalah yang cukup besar tetapi timnya berusaha untuk menyelesaikannya.
Pecco Bagnaia juga mengambil keputusan berbeda dalam pilihan ban untuk sprint. Dia memilih untuk menggunakan ban depan hard sementara Marc dan Alex Marquez menggunakan ban soft. Namun nyatanya ban hard yang Pecco gunakan sudah aus bahkan sebelum sprint selesai.
“Saya mengalami masalah pengereman saat menggunakan ban soft. Saya tidak suka saat ban depan tidak stabil. Namun di trek ini, ada banyak tikungan yang mengharuskan kita menambah kecepatan dan lebih banyak berbelok, dan ban soft sedikit lebih membantu. Namun saya kesulitan untuk melaju cepat dengan ban soft seperti halnya dengan ban hard, jadi mungkin besok kami akan mengubah sesuatu. Kami akan mencoba memecahkan masalah ini. Tetapi jika tidak bisa maka saya akan menggunakan ban soft karena ban hard sudah aus setelah melahap 10 lap,” pungkas Pecco Bagnaia.