RiderTua.com – Fabio Quartararo harus mengakui keunggulan Jack Miller yang lolos kualifikasi di posisi ke-4 atau unggul 0,299 detik dari rider tim pabrikan Yamaha itu yang hanya berada di P10. Dalam debutnya bersama Yamaha, rider tim Pramac itu langsung kompetitif dalam sprint race hari Sabtu. Start dari P4, Miller melaju di posisi ke-6 sebelum crash di lap 7 dari 13 lap.
Juara dunia 2021 itu berharap bisa tampil apik di kualifikasi, tetapi kesulitan menemukan sensasi yang dia butuhkan dari ban Michelin yang dibawa ke Thailand yang memiliki kompon lebih keras dimana hal ini juga menjadi masalah yang mengganggunya dalam tes pramusim. “Akhir pekan ini saya kesulitan dengan ban, tidak hanya dengan ban depan tetapi juga dengan ban belakang. Itulah sebabnya saya tidak dapat menemukan feel untuk menyerang mulai dari lap pertama dan kesulitan menemukan grip. Itu adalah sesuatu yang bahkan tidak dapat saya lakukan dalam tes. Kita lihat, apa yang dapat kami lakukan besok,” jawab El Diablo.
Fabio Quartararo : Kunci Kecepatan Jack Miller di Sprint Thailand adalah ‘Disconnecting Brain’

Fabio Quartararo pada akhirnya finis di posisi ke-7 setelah kalah dalam duel melawan Pedro Acosta (KTM). Ketika rider berusia 25 tahun itu ditanya, apa yang membuat Miller lebih gacor ketimbang dirinya yang notabene sudah lama mengendarai M1? “Dia mampu melakukan ‘disconnecting brain’ daripada kami. Artinya, Miller tidak terlalu memikirkan risiko atau keselamatan saat membalap tapi langsung memaksakan motor hingga batas maksimal. Kami telah memeriksa datanya,” jawab rider asal Prancis itu.
Dalam kualifikasi Miller berada di belakang Pecco Bagnaia jadi kemungkinan ada sedikit slipstream. Hal ini terlihat jelas di tikungan 4, saat Miller nyaris tidak menahan motor sehingga catatan waktunya jauh lebih cepat. “Dia sangat-sangat cepat dan saya sangat suka memiliki rekan seperti Jack yang gas pol hingga batas maksimal,” ujar Quartararo sambil tersenyum.
Quartararo hanya mampu finis ke-7 dalam sprint di Buriram dan dia tidak terkejut dengan hal itu. Tetapi dia mengaku bahwa dia tidak menyangka akan seburuk itu di atas motor. Ini yang terburuk selama dia mengikuti sprint race. Dia mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena tekanan ban depannya terlalu tinggi, yang berarti hanya kesulitan di tahap akhir balapan.
Rekan setim Alex Rins itu menjelaskan, “Dalam hal posisi, itu persis seperti yang saya perkirakan. Kecepatan saya, secara realistis memang berada di antara posisi ke-7 dan ke-9. Dalam hal feel, saya tidak menyangka akan merasa seburuk itu karena tekanan depan sangat tinggi dan saya tidak bisa benar-benar memacu motor. Mulai dari pertengahan hingga akhir balapan saya hanya kesulitan. Saya berharap besok untuk memulai balapan dengan tekanan yang lebih baik, agar bisa bukan hanya bertarung lebih sengit tetapi sedikit lebih dekat dengan rider di depan.”
Masalah utama yang masih ada pada M1 adalah kurangnya traksi. Quartararo berharap timnya bisa menyesuaikan tekanan ban dengan lebih baik, meningkatkan traksi saat akselerasi dan memperbaiki sistem pengereman belakang agar motor tidak bergantung pada ban depan dan sesuai dengan gaya balapnya.