RiderTua.com – Tahun lalu, Enea Bastianini memenangkan sprint race di Thailand dalam waktu 19:31,131 menit. Dia berhasil mengalahkan Jorge Martin (P2) dengan selisih 1,357 detik dan Francesco Bagnaia (P3) dengan selisih 2,372 detik. Kecepatan rata-ratanya saat itu mencapai 1:29,956 menit yang artinya lebih cepat dari semua pembalap MotoGP dalam sprint Thailand 2025 kecuali Marc Marquez (1:29,911 menit) yang berhasil memenangkan sprint race kali ini. Dengan 19:35.005 menit catatan waktu kemenangan Marc Marquez di sprint Thailand 2025 hampir 4 detik lebih lambat dari catatan waktu kemenangan Bastianini tahun lalu.
Selain itu, 8 flying lap pertama Bastianini dalam sprint 2024 ditempuh dalam waktu 1:29 menit sementara lap paling lambatnya adalah 1:30,362 menit. Lap paling lambat itu hanya 0,672 detik lebih lambat dari lap terbaiknya di sprint 2024. Pembalap asal Rimini Italia itu menempuh lap 5, 6, dan 6 dengan selisih 0,01 detik pada GP Thailand Oktober lalu. Catatan apik ini menunjukkan bahwa Bestia sangat nyaman dengan Desmosedici-nya dimana dia menjalani tahun keempatnya bersama Ducati pada 2024.
Enea Bastianini P18 : Tidak Nyaman dengan Motor dan Saya Melakukan Banyak Kesalahan
Sprint race hari Sabtu di Thailand merupakan balapan pertama Enea Bastianini bersama KTM dan kesempatan pertama untuk melihat hasil dari beradaptasi dengan RC16. Hasil pramusimnya sangat buruk, begitu juga dengan sesi latihan akhir pekan ini. Namun rider berusia 26 tahun itu tetap percaya diri menghadapi balapan pertamanya dengan RC16. Faktanya, dia kembali tampil buruk dalam sprint. Dia hanya finis ke-18 dan membukukan waktu 19:58,953 menit atau 27,822 detik lebih lambat dari catatan waktu saat meraih kemenangan 4 bulan lalu. Jika dipersentase, peningkatannya mencapai 2,38 persen.
Mantan rekan setimnya Pecco Bagnaia yang balapan setidaknya dengan mesin, sasis, dan fairing yang sama seperti yang digunakan pada balapan akhir pekan Oktober lalu, tahun ini lebih lambat 4,925 detik dibandingkan tahun lalu (peningkatan 0,42 persen). Brad Binder yang RC16-nya tahun ini juga sangat mirip dengan tahun lalu, lebih lambat 4,410 detik dibandingkan pada Oktober 2024 (peningkatan 0,37 persen).
Jadi jika dibandingkan dengan kedua pembalap tersebut dimana keduanya relatif konsisten antara GP Thailand 2024 dan 2025, Bastianini kehilangan waktu lima kali lebih banyak dalam 4 bulan terakhir, dalam hal catatan waktu balapan murni. Jika melihat catatan waktu, tahun lalu Bastianini menyelesaikan 8 dari 13 lap dalam waktu 1:29 menit, sedangkan tahun ini bahkan dia tidak mampu mencatatkan waktu 1:30 menit. Selain itu, selisih antara lap terbaik dan terburuknya tahun ini adalah 2,079 detik, meningkat 1,402 detik dari tahun lalu. Rata-rata catatan waktu tahun ini adalah 1:31.940 menit atau hampir 2 detik lebih lambat dari rata-rata ccatatan waktunya pada Oktober 2024 lalu.

Gaya Balap Tidak Cocok dengan Motor KTM
Mungkin, indikator terbesar dari penurunan performa Bastianini di lintasan selama pramusim dan kesulitan yang dihadapinya dalam beradaptasi dengan KTM pada 2025 adalah bahwa lap tercepatnya dalam sprint musim 2025 (1:31.252 menit) dibuat pada putaran kedua atau 0,890 detik lebih lambat dari lap terlambatnya (1:30.362 menit) dari tahun lalu.
Selama pramusim, Bastianini mengakui bahwa pendekatannya salah dan gaya balapnya tidak cocok dengan motor KTM RC16. Begitu juga dalam sprint, di mana dia menegaskan kembali bahwa dia tidak nyaman dengan motornya. “Saya mencoba belajar dari pembalap lain, apa yang membuat saya berbeda dari mereka, di mana saya lebih kuat dan di mana saya lemah, di tikungan mana. Tetapi kami harus terus bekerja keras karena saat ini saya tidak nyaman dengan motornya dan saya melakukan banyak kesalahan terutama di tengah balapan dan saya kehilangan banyak waktu,” kata Bastianini setelah Sprint.
Bestia menambahkan bahwa dia mengalami masalah saat balapan dengan motor KTM di Thailand terutama saat masuk tikungan. Setiap kali dia menarik rem saat masuk tikungan, bagian belakang motor terasa seperti terdorong ke depan. Akibat dorongan dari belakang ini, motor jadi sulit berbelok. Motor KTM sangat kuat saat melakukan pengereman kurus (braking straight). Dengan RC16, pembalap bisa mengerem sangat keras dan dengan mudah melakukan overtaking di trek lurus seperti yang dilakukan Brad Binder tahun lalu. Motor ini sulit berbelok saat fase kedua pengereman, terutama saat pembalap sudah mulai miring untuk masuk tikungan.