RiderTua.com – Ramon Forcada menjelaskan adanya perdebatan soal mesin MotoGP 2024 dan 2025… Boleh dibilang tes pramusim di Sepang dan Buriram dianggap cukup penting untuk tahun ini. Sebab semua tim punya tugas untuk melakukan homologasi mesin yang tidak hanya digunakan untuk musim ini, tetapi juga musim berikutnya, karena perubahan regulasi untuk tahun 2027. Kejutan besar datang dari Ducati, dimana mereka melakukan homologasi mesin 2024 ketimbang mesin 2025.
Ramon Forcada Akhiri Debat Pilihan Mesin Ducati
Ramon Forcada menganalisa keputusan tersebut, dan menyebut motor tahun 2023 dan 2024 menjadi pembicaraan utama sepanjang tahun lalu. “Tidak ada motor 2024 atau 2025, karena yang satunya merupakan hasil pengembangan dari mesin lainnya (yang baru asalnya dari yang lama). (Kecuali Yamaha) menjadi satu-satunya motor yang merupakan motor 2025, itupun kalau Yamaha mengeluarkan motor V4 dalam beberapa kesempatan. Saya tidak berpikir motor tersebut bisa dihadirkan tahun ini. Tapi kalau jadi dihadirkan, model tersebut akan menjadi motor 2025 dan menjadi motor yang berbeda. Ini adalah sebuah evolusi,” jelasnya.

Dengan tim Borgo Panigale yang mempertimbangkan GP24 sebagai ‘motor pemenang’. Forcada menyebut Ducati sudah memiliki paket aerodinamis yang baru, walau mereka juga memiliki pembaruan selama musim, tapi itu belum bisa dipastikan untuk sekarang.
Karena Ducati tidak mendapat konsesi, mesin yang digunakan untuk balapan pertama tahun ini juga dipakai di dua tahun berikutnya. Sehingga memaksa tim untuk sedikit lebih berhati-hati agar tidak membuat kesalahan (pilih GP25 yang belum pasti terbukti dan belum teruji), karena kalau tidak, tim bisa menanggung kesalahan tersebut selama dua tahun.
Forcada juga menjelaskan: ada pembicaraan (perdebatan) soal mesin 2024 dan 2025. Mesin 2025 merupakan hasil pengembangan dari mesin 2024. Mesin ini bukanlah mesin yang baru karena memiliki struktur dan basis yang sama, walau dengan sejumlah perubahan seperti pada intake. Mereka tidak hanya membuat satu mesin, karena biasanya suatu tim bisa membuat tiga atau empat ubahan mesin.
“Para teknisi menginginkan mesin yang melaju paling cepat. Tidak hanya menjadi mesin yang paling cepat dan lebih agresif, tetapi juga lebih ‘berbahaya’. Selain itu, tes pramusim dilakukan di Sepang dan Thailand, dan keduanya memiliki cuaca yang cukup panas. Sehingga tim harus tahu bagaimana kinerja motor dalam kondisi lintasan yang tidak terlalu panas atau lebih dingin,” kata Forcada.
Yang dilakukan Ducati selanjutnya yaitu ‘membuang’ versi mesin terbaru (GP25). Mungkin ada yang akan menyebutnya sebagai motor 2024,9 (mendekati GP25), walau sebenarnya mesinnya bukan mesin yang sama karena berupa hasil pengembangan dari mesin 2024. Hal yang sama juga terjadi pada komponen motor lainnya, seperti aerodinamika atau sasis. “Kita tidak menggunakan paket 2024 dan kembali ke evolusi motor 2024 yang mungkin tidak terlalu ekstrem. Sehingga motor yang dikembangkan berupa model 2025 tapi mesinnya bukan mesin 2024 yang sama,” pungkasnya.