RiderTua.com – Pada 2025, Marc Marquez memasuki tahun ke-13 nya di MotoGP. Di usianya yang ke-32, rider Spanyol itu berambisi meraih gelar dunia ke-9 bersama tim pabrikan Ducati. Tahun lalu setelah pindah dari Honda ke Ducati, dia berhasil membuktikan bahwa dia masih menjadi salah satu pembalap tercepat di lintasan. Bersama tim Gresini Ducati, Baby Alien menempati peringkat 3 dalam klasemen keseluruhan.
Marquez dikenal dengan gaya balapnya yang tak kenal takut. Salah satu karakteristiknya adalah gaya balapnya yang agresif dan sangat bergantung pada naluri atau insting. Sejauh ini tidak ada pembalap MotoGP lain yang berani mengambil banyak risiko dalam hal menemukan limit pada motornya selain Marquez. Hal ini dapat dilihat dari jumlah crash yang dia alami setiap musim.
Marc Marquez : Membalap Berdasarkan Naluri

Dalam sebuah wawancara Marc Marquez menjelaskan bahwa dia lebih mengandalkan nalurinya saat balapan ketimbang terlalu banyak berpikir tentang teknis atau posisi tubuhnya. “Ketika sudah menyelesaikan balapan, terkadang saya terkejut dengan aksi saya sendiri di lintasan. Saya berpikir, ‘apa yang telah kau lakukan, Marc?’ Saya membalap sesuai naluri saya dan saya sangat menikmatinya. Saat saya membalap lalu memikirkan apa yang harus saya lakukan seperti bagaimana saya harus memposisikan tubuh, saat itulah semuanya menjadi salah. Itu semua karena naluri,” tegas juara dunia 8 kali itu.
Sebelum balapan akhir pekan, para pembalap biasanya berjalan mengelilingi trek untuk menganalisa kondisi aspal. Namun Marquez mengaku jarang melakukan hal tersebut. “Saya hampir tidak pernah melakukan itu, karena saya tidak ingin melihat gundukan di aspal. Jika terlalu banyak memikirkan detail di trek, maka kita akan kehilangan insting alami. Saya lebih percaya naluri dibandingkan analisa visual. Motor memberi saya umpan balik yang diperlukan,” pungkas rekan setim baru Pecco Bagnaia itu.